Setidaknya Saya Bukan Orang Munafik Part 1

Setidaknya Saya Bukan Orang Munafik Part 1
Yakobus 3:1-18.
Jika anda berpikir sama seperti saya, saya rasa setelah pelajaran kita membaca Yakobus 2:14-26 tentang pokok iman yang menghasilkan pekerjaan baik, anda lebih suka kalau sekarang Yakobus berbicara tentang sesuatu yang “teologis” atau “rohani”. Maksud saya adalah bahwa diskusi sebelumnya mengenai perbuatan bersifat terlalu pribadi. Kita berharap ia akan melanjutkan dengan sesuatu yang lebih abstrak. Kita ingin ia mengubah pokok pembicaraannya, karena itu jugalah yang akan kita lakukan. Ketika kita terlibat dalam sebuah percakapan yang menjadi terlalu pribadi, kita berusaha mengubah pokok pembicaraan. Atau, jika kita tidak dapat melakukannya, kita mencoba mempertahankannya seteoretis mungkin.
Itulah yang dilakukan perempuan Samaria ketika Kristus menjadi terlalu dalam memasuki hidupnya. Anda ingat bagaimana pada suatu titik dalam percakapan mereka, Dia meminta perempuan Samaria itu untuk memanggil suaminya. Yesus tahu benar bahwa perempuan itu tidak memiliki suami, bahwa ia tidak benar benar menikah. Ia hanya hidup bersama dengan seorang laki laki, jadi perempuan itu menjawab dengan agak mengelak, “Aku tidak mempunyai suami”.
Yesus menjawab dengan langsung menuju inti persoalan. “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai 5 suami dan yang ada padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar”.
Sampai di sini percakapan mereka sudah menjadi terlalu pribadi, jika perempuan itu mengalihkan pokok pembicaraan ke bidang teologi. Katanya, “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang Nabi”. (Nah, karena engkau seorang Nabi, mungkin Engkau dapat menjawab pertanyaan yang telah membingungkanku selama beberapa waktu ini, aku ingin tahu dimana tempat orang menyembah. Haruskah kami menyembah di Samaria, sebagaimana dikatakan imam kami??, atau haruskah kami menyembah di Yerusalem, sebagaimana dikatakan kalian orang Yahudi?). nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakana, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah” (Yoh 4:16-20).
Ia mengubah pokok pembicaraan dari yang tadinya terlalu pribadi dan praktis menjadi teoritis dan tidak praktis. Sama sekali tidak ada kemungkinan ia akan benar benar ke Yerusalem untuk menyembah. Perempuan itu mencoba menjauhkan diskusi tentang kehidupan pribadinya. Tentu saja, Yesus mengetaui apa yang sedang ia coba lakukan. Jadi, Dia mulai mengejarnya dan menuntunnya ke suatu hubungan yang benar dengan diriNya.
Itulah yang sedang saya bicarakan di sini, ketika kita sampai pada sebuah pokok pembicaraan seperti iman dan perbuatan, dan memperhatikan bagaimana praktisnya Yakobus saat ia membahas perbuatan, kita berharap dapat memperoleh lebih banyak hal yang “teologis”. Itu karena ucapan Yakobus terlalu langsung menyinggung rasa aman kita. Kita lebih suka jika ia membahas sifat Allah atau teori penebusan dosa. Namun, Yakobus tidak melakukannya. Sebaliknya, sekarang ia menulis apa yang mungkin menjadi bagian paling praktis dari seluruh Kitab ini, yaitu bagian yang membahas masalah lidah dan perlunya mengekang lidah.
Mengekang lidah? Ya, karena ini adalah hal yang kita gumuli setiap hari. Ini sangat praktis.

MASALAH LIDAH
Lalu, apa masalahnya? Sebenarnya ada beberapa masalah. Namun masalah pertama yang disinggung Yakobus adalah bahwa walaupun lidah adalah bagian tubuh yang kecil, ia sangat efektif dalam melakukan kejahatan.
Lidah kita dapat dipakai untuk kebaikkan atau kejahatan, tentu saja. Dalam sejarah, banyak pria telah mengendalikan bangsa bangsa melalui kekuatan pidato mereka. Salah seorang orator besar di zaman kuno adalah Alcibiades dari Athena. Dikatakan bahwa ketika ia berpidato, ia mampu membuat orang orang untuk melakukan apa saja. Di zaman modern, kita teringat akan seseorang seperti Winston Churchill yang mengerahkan Inggris untuk melawan kekuatan Hitler dari Jerman dengan kemauannya yang kuat dan pidatonya yang brilian dan menyakinkan. Namun, pada saat yang sama, kita juga teringat akan Adolf Hitler di seberang terusan, yang memakai kemampuannya ber orasi untuk memimpin Jerman memasuki kancah peperangan. Selama beberapa periode waktu, ia benar benar telah memperbudak Eropa dengan kekuatan mesin perang Axis. Ia adalah ilustrasi yang baik dari apa yang dikatakan Yakobus.
Untuk memperjelas hal ini, Yakobus menggunakan 3 ilustrasi. Ketiganya merupakan ilustrasi yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan dalam satu hal: da;am setiap ilustrasi tersebut tersirat bahwa sesuatu yang kecil memiliki dampak terhadap sesuatu yang lebih besar.
Pertama, Yakobus berbicara mengenai kekang yang dipasang di mulut kuda. Kekang itu sangat kecil, hanya beberapa senti baja atau besi, namun dapat mengendalikan kuda. Kekang membuat kuda berbelok ke kanan atau ke kiri dan membuatnya berhenti.
Contoh kedua adalah kemudi sebuah kapal. Kemudi itu juga cukup kecil, terutama jika dibandingkan dengan perut kapal yang besar. Namun, jika anda memutar kembali, anda dapat mengatur gerakan, bahkan kapal yang terbesar.
Ilustrasi Yakobus yang ketiga adalah percikan api. Percian api itu amatlah kecil, namun mampu membakar seluruh hutan dan mengakibatkan kerusakan besar.
Ketiga ilustrasi ini memiliki inti yang sama. Namun, ada pula beberapa perbedaan kecil yang penting dan berkontribusi bagi pengajaran ini. Misalnya, seekor kuda adalah makhluk yang bertenaga besar. Kekuatan adalah hal yang baik, tetapi jika tidak dikontrol akan menjadi tidak efektif. Sekali lagi, sebuah kapal sangat bernilai, mampu mengangkut orang dan barang dagangan. Namun, jika kemudinya tidak beroperasi dengan baik, barang dagangan itu bisa diangkut ke tempat yang salah atau kapal bahkan bisa rusak. Tanpa kemudi yang dapat diandalkan, kapal yang bernilai menjadi tidak bernilai. Hal yang sama berlaku pada api yang memberi kehangatan dan kenyamanan di dalam rumah – jika dikendalikan. Namun, tanpa kendali, api menjadi berbahaya dan menjadi sumber kehancuran yang tidak terduga.
Kita mengetahui kehenacuran yang disebabkan oleh lidah Hitler. Namun, hal yang tidak mudah kita akui adalah kerusakan yang kita buat hanya dengan sebuah kata yang terburu buru, sebuah penilaian yang tidak adil, atau fitnah kecil. Kita membiarkan kata kata mengalir dari bibir kita secara sembrono dan jarang berpikir dua kali tentangnya. Padahal, dalam beberapa kasus, kata kata tersebut menimbulkan kerusakan yang berlangsung seumur hidup.
Dalam bukunya How To Win Friends & Influence People, Dale Carnegie menceritakan sebuah kisah yang mengilustrasikan isi pokok pembahasan, yaitu bahwa anda jangan pernah mengatakan apapun yang buruk mengenai seseorang. Ia mengenang bagaimana ia pernah melukai seseorang dengan sedikit kata kata. Pria ini adalah seorang penulis yang cukup terkenal. Carnegie juga ingin menjadi penulis. Jadi, ia menulis surat kepadanya untuk mendapatkan beberapa nasehat tentang mengarang. Namun, ia melakukan sesuatu yang belakangan ia sadari sebagai tindakan bodoh. Sesaat sebelum ia mengirimkan suratnya. Ia pernah mendapat kiriman surat dari seseorang, dan di bawah surat itu terdapat kata kata, “Didiktekan, tetapi tidak dibaca”. Itu berarti bahwa surat itu dididektekkan oleh orang yang namanya tercantum dalam surat, tetapi orang itu tidak mempunyai waktu untuk membaca atau menandatanganinya. Sekertarisnyalah yang menandatangani surat itu. Carnegie muda merasa surat itu cukup keren, jadi, karena ingin agar dirinya agar kelihatan seperti orang penting, Carnegie mengirim suratnya dengna menyertakan catatan sama, “Didiktekkan, tetapi tidak dibaca”.

Jawaban yang diterimanya cukup kasar. Pria yang menerima suratnya bahkan tidak membalasnya. Ia hanya mengembalikan surat itu, dan membuat catatan singkat di atasnya, “Anak muda, taka da yang melebihi kelakuan burukmu selain kelakuanmu yang buruk”. Carnegie menyadari bahwa ia telah berlaku bodoh, tetapi jawaban itu melukainya sangat dalam. Dan lebih dari dua puluh tahun kemudian, ketika ia memungut sebuah Koran suatu hati dan melihat nama pria itu di kolom berita kematian, insiden inilah yang langsung timbul kembali dalam pikirannya.

0 Response to "Setidaknya Saya Bukan Orang Munafik Part 1"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label