Memaafkan Sebagai Pilihan Hidup..

Memaafkan Sebagai Pilihan Hidup..

Perhatikan bahwa proses memaafkan adalah sebuah pilihan hidup. Kita dapat memilih, apakah kita ingin tetap hidup dalam kemarahan, sakit hati, dan dendam kepada orang lain, atau kita memilih untuk melepaskannya. Namun, proses memaafkan orang lain ini bisa menjadi momen momen puncak dan membebaskan, bukan saja bagi diri kita, tetapi juga bagi orang lain.
Saya ingat dengan cerita seorang rekan yang banyak diperlakukan secara tidak manusiawi oleh mamah angkatnya. Ketika selesai SMA, rekan saya ini akhirnya minggat dari rumahnya karena tekanan batin dan penyiksaan yang tidak mampu ia tanggung lagi. Kepergiannya membawa perasaan marah dan dendam yang luar biasa terhadap mamah angkatnya. Bertahun tahun ia hidup sendiri dan tidak berkomnikasi lagi dengan keluarga angkatnya.
Hingga suatu ketika ia mendengar bahwa mamah angkatnya terbaring sekarat di rumah sakit karena kanker. Dan salah satu keinginan mamahnya adalah bertemu dengan dirinya. Mula mula di dalam dirinya berkecamuk perang batin, antara rasa dendam yang masih ia rasakan dengan keinginan untuk menjenguk orang yang pernah membesarkan dirinya, yang saat ini dalam kondisi sekarat. Akhirnya, ia memilih untuk menemui mamah angkatnya. Pertemua dengan mamah angkatnya berlansung singkat. Dalam pertemuan itu, dengan terbata bata mamahnya meminta maaf atas semua sikap dan perlakuan yang ia berikan terhadap dirinya. Rekan saya tersebut, akhirnya memilih untuk bersikap dewasa, ia pun memaafkan semua kesalahan mamah angkatnya di masa lalu. Ia membebaskan semua hutang emosi mamahnya yang selama ini ia bawa sebagai bebannya. Beberapa hari kemudian, mamahnya meninggal dengan perasaan bahagia. Ia pun merasa bahagia bahwa dalam hidupnya ia telah untuk memilih untuk memaafkan mamahnya.
Pengalaman itu pasti akan menjadi pengalaman yang begitu membebaskan bagi dirinya, terlebih lagi bagi mamahnya.
Perhatikah bahwa proses memaafkan orang lain adalah suatu proses yang dapat kita lakukan, dapat memberikan buah yang membahagiakan dalam hidup kita.
Masalahnya, sekali lagi, kadang kita merasa bahwa kita hanyalah korban dari perbuatan orang tanpa melihat adanya alternative bahwa kita bisa memilih untuk tidak menjadi korban dari perilaku orang lain. Kitalah yang sebenarnya berada dalam posisi untuk menentukan apakah perbuatan orang lain tersebut akan mempengaruhi diri kita atau tidak, inilah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita, sejak proses penciptaan manusia pertama, yaitu kemampuan kita untuk memilih. Jadi pilihan kita, untuk memaafkan atau tidak, semuanya tergantung pada diri kita tanpa ada yang memaksa. Kenyataan bahwa kita punya pilihan untuk memaafkan orang lain menunjukkan kita punya kuasa atas kehidupan kita.
Oleh karena kita mempunyai pilihan untuk memaafkan, maka sebenarnya kita pun punya pilihan yang lebih jauh menyangkut berbagai situasi atau orang yang akan membuat kita tersinggung atau marah. Kita tidak saja punya pilihan untuk memaafkan, kita pun punya pilihan untuk menentukan apakah yang dilakukan oleh orang lain akan kita buat menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi diri kita atau tidak.

Bukankah jauh lebih baik jika kita mampu membatasi berbagai situasi atau sikap orang dengan tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang menyinggung perasaan kita, daripada kita harus menunggu hingga kita harus memberikan maaf. Bukankah dengan menyaring dan memilih mana yang membuat kita tersinggung, kita telah membuat diri kita lebih sederhana dan lebih mudah. Sebagai contoh, jika anda adalah orang yang sering kali harus mendendam selama berbulan bulan, sebelum mampu memaafkan teman anda yang mengatakan anda “goblok”. Bukankah di sini anda dapat memilih untuk tidak terlalu ambil pusing setiap kali teman anda mengatakan hal yang negative tentang anda. Atau, jika tidak, anda bisa memilih menyelesaikan masalah dengan teman anda yang membuat anda merasa tersinggung, daripada harus menyimpan rasa dendam dan amarah selama berbulan bulan lamanya?

0 Response to "Memaafkan Sebagai Pilihan Hidup.."

Posting Komentar

Postingan Populer

Label