Kelas Dari Neraka

Kelas Dari Neraka

Ketika Johnson meraih gelar S2nya, ia mengambil posisi magang pada Parkmont High School di Belmont, California, sebuah kota di selatan San Fransisco yang terletak di San Mateo County. Pengalamannya amat mirip dengan kelas yang digambarkan dalam film itu.
“Pihak sekolah tidak memberitahu guru yang berpengalaman ini telah diusir oleh anak anak ini”, kata Johnson. “Pada hari pertama itu mereka bertingkah laku liar. Mereka bertindak seolah oleh saya tidak ada di sana”. Hari berikutnya ia kembali dengan tekad bulat. Ia melanjutkan, saya beritahu mereka bahwa saya terlalu muda untuk pensiun dan terlalu jengkel untuk kabur.
Dengan cepat ia mengembangkan strategi untuk berhubungan dengan siswa siswanya. Saya berusaha menggunakan humor dariapada ancaman, kata Johnson. Kadang kala saya berlutut dan berkata, tolong jangan buat saya mengemis. Sangat tidak lucu. Anda tidak bisa jadi orang yang keras ketika anda tersenyum kepada guru anda.
Namun, lebih dari apapun, kepercayaannya yang dalam kepada siswa siswanyalah yang memenangkan hati mereka. Sebuah praktik yang ia kembangkan untuk hari pertama di kelas, sesuatu yang ia sebut trik kartunya, bisa menjadi contoh dari hal hal yang ia lakukan di kelas, ia membagikan kartu kartu indeks kepada para siswa untuk diisi dengan data mereka, nama, alamat, nomor telepon, dan informasi pribadi. Sementara mereka mengisi kartu, ia berjalan di kelas dengan kertas daftar absensinya, melirik ke kartu kartu itu untuk melihat nama nama mereka, yang ia ingat secara diam diam.
Begitu tiap siswa menyelesaikan pengisian informasi ini, ia mengambil setiap karti dan secara perorangan ia mengucapkan terima kasih. Ketika ia sudah memiliki semua kartu itu, ia mengumumkan bahwa mereka akan mendapat tes pertama mereka. Mereka mulai menggerutu, namun ia memberitahu mereka bahwa tes itu bukanlah untuk mereka, namun untuknya. Jika ia bisa menyebutkan nama setiap siswa, ia akan menang. Jika ia kelewatan satu nama sekalipun, setiap siswa akan secara otomatis mendapatkan nilai A untuk tes pertamanya.
Setelah ia menyebutkan nama setiap siswa, ia selalu berhasil melakukan hal ini, banyak siswa yang terkesan. Dan ia memberitahu mereka, saya mengetahui nama nama kamu sekalian karena kamu adalah orang penting bagi saya. Ketika saya memandang kamu, saya melihat kamu, saya menyukai kamu dan saya menyayangi kamu. Itulah sebabnya saya ada di sini.
“Sungguh sungguh melakukan Apa yang ia katakana”.
Sikap Johnson tak terbatas hanya pada trik trik panggung hiburan saja, seperti yang ia lakukan ketika ia menghafal nama nama siswa. Ia menghidupi sikap itu setiap hari. Bahkan ketika seorang siswanya Raul mempunyai hutang 100 dollar kepada seorang preman jalanan, Johnson meminjamkan uangnya. Namun dengan satu syarat, Raul yang pada waktu itu tahun kedua, bisa mengembalikan uang itu pada hari wisudanya.
Buku harian Raul mengungkapkan dampak tindakan Johnson itu kepadanya:
“Minggu lalu, anda minta kamu untuk menulis dalam buku harian kami hal terindah yang pernah dilakukan orang lain untuk kami dan saya harus membuat buat hal itu karena tak satu orang pun pernah melakukan sesuatu yang baik untuk saya yang bisa saya ingat sebelum sekarang. Jadi, saya berbohong…. Akan tetapi, apa yang anda lakukan kemarin adalah hal terindah dan saya pikir anda melakukannya karena anda pikir saya ini bagus, jujur, pandai, dan istimewa! (lagi pula, itulah yang selalu anda beritahu kami dan saya pikir anda benar benar percaya akan hal itu). Saya akan belajar lebih keras di sekolah sehingga saya tidak menyia nyiakan kepercayaan anda karena kalau anda pikir saya bisa, maka saya akan bisa”.
Johnson percaya kepada siswa siswanya sedemikian rupa sehingga mereka mulai percaya kepada diri mereka. Raul, sang ayah dan ibunya keluar dari sekolah ketika mereka berada di kelas tiga dan kelas dua, bertahan di sekolah itu dan akhirnya ia lulus. Ia adalah orang pertama dalam keluarganya yang meraih ijazah sekolah menengah.
Tim kami memiliki ekspektasi tinggi untuk siswa siswa kami, kata Johnson. Terlalu tinggi, kata banyak orang. Jangan menuntut terlalu banyak, mereka mengingatkan. Nilai kelulusan dan wisuda sudah cukup baik. Namun, kami ingin lebih. Kami minta siswa siswa kami untuk datang ke sekolah setiap hari, menjauhi narkoba dan alcohol, mengubah kebiasaan kebiasaan buruk mereka, menyelesaikan setiap tugas kelas dan pekerjaan rumah, melawan tekanan untuk bergabung dengan geng geng, meninggalkan sikap buruk mereka dan membersihkan bahasa mereka. Kami menuntut setiap hal yang datang dalam benak kami dan mereka memberikan segala sesuatu yang mereka miliki.
Menurut saya, menjadi seorang guru hampir merupakan pernyataan politis, kata Johnson, apa yang anda katakana adalah bahwa anda percaya kepada anak anak Negara ini dan anda tidak meninggalkan mereka. Mirip menjadi seorang sukarelawan.

Dan itulah sebabnya ia menuliskan pengalamannya. Saya menulis buku My Posse Don’t Do Homework, setelah bekerka dengan remaja remaja bermasalah karena saya prihatin dengan betapa mudahnya orang dewasa meninggalkan mereka, mereka meninggalkan diri mereka sendiri. Namun, jika anda percaya bahwa mereka bisa mengatasi tantangan yang mereka hadapi, mereka juga percaya bisa. Dengan kata lain, Johnson yakin bahwa mempercayai yang terbaik pada diri orang lain menarik keluar yang terbaik dalam diri mereka.

0 Response to "Kelas Dari Neraka"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label