Cermin Kehidupan Dan Diri Kita

Cermin Kehidupan Dan Diri Kita

Orang orang yang tak sadar siapa diri mereka dan apa yang mereka lakukan kerap kali merusak hubungan mereka dengan orang lain. Cara untuk berubah adalah dengan melihat ke dalam cermin. Sesuatu yang harus kita semua lakukan. Ini yang saya sebut sebagai tes cermin:
1. Orang pertama yang harus saya kenal adalah diri sendiri – Kesadaran diri.
Kodrat tampaknya menganugerahi manusia dengan kemampuan untuk mengukur setiap orang di dunia kecuali diri mereka sendiri. Pete Rose tidak memiliki gambaran yang jernih tentang dirinya sendiri. Ia cenderung memandang dirinya sebagai korban. Rose menggambarkan diri sebagai seorang anak dari sisi jalan yang salah dan sebagai seseorang yang lolos dengan kemampuan atletik rata rata saja. Ia berpikir bahwa hukuman yang ia teriman dilarang bermain dari bisbol tidak sesuai dengan kesalahannya.
Sejumlah orang dianugerahi kesadaran diri yang natural. Thomas Amstrong penulis buku The 7 Kinds Of Smart menunjukkan bahwa orang orang ini memiliki kecerdasan antarpribadi. Akan tetapi, sadar diri bukan hal mudah bagi kebanyakan orang. Sadar diri merupakan proses, kadang kala suatu proses yang lamban, yang membutuhkan niat.

2. Orang pertama yang menjadi sahabat terbaik saya adalah diri saya – citra diri.
Penulis Sdyney J Harris mengatakan: “Jika anda merasa tidak nyaman dengan diri sendiri, anda tidak akan merasa nyaman dengan orang lain”. Saya akan mengembangkan pendapat ini lebih jauh lagi. Jika anda tidak percaya pada diri anda sendiri, anda akan menghambat hubungan hubungan anda dengan orang lain.
Selama bertahun tahun saya telah mengajar sebuah konsep yang disebut hukum penutup (The law of the lid), yang terdapat dalam the 21 irrefutable laws of leaderships. Hukum ini mengatakan, “Kemampuan kepemimpinan menentukan tingkat efektivitas seseorang”. Maksud saya begini: tak peduli betapa beratnya anda bekerja, anda akan mentok secara professional jika anda seorang pemimpin yang buruk. Sebuah perusahaan, departemen, atau tim selalu terhambat oleh seorang pemimpin yang lemah.
Ketika menyangkut hubungan dengan orang lain, citra diri bekerja dengan cara serupa. Citra diri adalah penutup realisional. Citra anda tentang diri anda sendiri membatasi kemampuan anda untuk membina hubungan yang sehat. Citra diri negative akan menghambat orang untuk berhasil. Bahkan, jika seseorang dengan citra diri negative mencapai suatu keberhasilan, hal itu tak akan bertahan karena pada akhirnya ia akan membawa dirinya ke bawah, ke tingkat harapannya sendiri. Melihat ke belakang, berkat kepercayaan diri Pete Rose, kirangnya kesadaran pada dirinya tidak menganggu hidupnya lebih awal.
Psikolog dan penulis buku paling laris New York Times, Phil McGraw mengatakan, “Saya selalu mengatakan bahwa hubungan paling penting yang akan anda pernah miliki adalah hubungan dengan diri anda sendiri. Pertama tama anda harus menjadi teman baik diri anda sendiri. Bagaimana anda bisa menjadi sahabat terbaik dengan seseorang yang tidak anda kenal atau anda sukai?. Tidak bisa. Itu sebabnya begitu penting untuk mengetahui siapa anda dan berjuang untuk menjadi seseorang yang anda sukai dan hormati.

3. Orang pertama yang akan menimbulkan masalah bagi saya adalah diri sendiri – kejujuran pada diri sendiri.
Pelawak Jack Parr mengatakan, “Melihat ke belakang hidup saya tampak ibarat suatu pertandingan lari halang rintang, dimana saya merupakan halang rintang utamanya”. Ia memang sedang bergurau, tetapi yang dia katakana masih berlaku untuk sebagian besar dari kita. Pete rose tidak sendirian dalam hal kemampuannya menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri. Hal inni merupakan masalah bagi saya dan bagi anda juga. Jika kita bisa menendang orang yang bertanggung jawab atas sebagian besar masalah masalah kita, kita tak akan bisa duduk selama berminggu minggu. Yang bisa menyelamatkan kita adalah kesediaan untuk melihat ke dalam cermin dan bersikap jujur tentang kekurangan, kesalahan dan masalah kita.
Beberapa tahun setelah saya lulus dari perguruan tinggi, saya makan siang dengan teman yang dulu sesama rekan mahasiswa. Sebagaimana halnya saya, ia pun menjalani pekerjaannya yang pertama sebagai seorang pendeta di sebuah gereja kecil. Ketika kita makan, ia mulai berbicara tentang orang orang dalam jemaatnya. Ia berkata bahwa ia memiliki masalah dengan seseorang yang ia sebut dengan biang kerok di dewan gerejanya dan dengan biang kerok lain di pertemuan di komisi, serta dengan biang kerik lainnya, yang sedang ia bombing dalam konseling. Setelah ia bercerita tentang biang kerok kelima, saya mulai jengjel. Bagaimana anda bisa memimpin orang orang ketika anda tidak menyukai dan menghormati mereka? Begitu saya pikir.
“Fred apakah anda ingin tahu mengapa anda punya begitu banyak biang kerok dalam gereja anda?”, tanya saya.
Ia berhenti makan dan penuh semangat berkata, “Ya, ingin sekali”
“Itu benar, karena andalah biang kerok terbesar dari antara mereka semua”.
Ia terkejut
Barangkali kejadian itu bukan waktu terbaik saya secara hubungan karena fred tidak amat tertarik dengan penjelasan saya setelah saya mengatakan hal itu. Namun jelas bagi orang luar bahwa fred lah masalahnya. Tidak lama setelah itu ia meninggalkan gerejanya dan pindah ke gereja lain. Dan, tidak perlu waktu lama baginya untuk berpikir bahwa gereja barunya pun penuh dengan biang kerok.
Ralph Stayer, CEO dan pemilik Johnsonville Foods, mengakui “Inilah pengertian yang saya sadari sejak dini dan kerap kali saya renungkan lagi”. Dalam kebanyakan situasi, sayalah masalahnya. Mentalitas saya, gambaran saya, harapan saya, membentuk hambatan paling besar terhadap kesuksesan saya”. Jika anda tidak ingin menjadi musuh terburuk anda sendiri, anda harus melihat diri anda secara realistis.

4. Orang pertama yang harus saya ubah adalah diri sendiri – perbaikan diri
Bahaya mengajar atau menulis buku seperti ini adalah bahwa orang orang mulai mengandaikan bahwa anda adalah seorang pakar yang telah menguasai segala sesuatu yang anda ajarkan. Jangan percaya hal itu, seperti anda, saya pun masih mengolah ketrampilan relasional dan kepemimpinan saya. Ada prinsip prinsip dalam bagian ini yang tidak saya lakukan dengan baik. Jadi, saya masih berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dan ini tetap akan selalu berlaku bagi saya. Jika saya berpikir bahwa saya sudah berhenti tumbuh, berarti saya dalam masalahn.
Dalam makam bawah tanah Westminster Abbey, kata kata berikut tertulis pada batu nisan seorang Uskup Anglican yang hidup pada abad ke 11:
“ketika saya muda dan bebas, imajinasi saya tak mengenal batas. Saya berpikir tentang mengubah dunia. Ketika saya semakin tua dan semakin bijaksana,. Saya mendapati dunia tidak akan berubah. Maka saya agak mempersempit wawasan saya dan memutuskan untuk mengubah Negara saya saya. Namun, itu pun tampaknya tidak tergerakkan. Ketika saya hidup dalam tahun tahun senja saya, dalam suatu usaha putus asa saya, saya bertekad untuk mengubah keluarga saya saja, mereka yang terdekat dengan saya, namun mereka pun tidak berubah. Adapun sekarang, ketika saya berbaring pada ranjang kematian saya, tiba tiba saya sadari: andai saja pertama tama saya mengubah diri saya, kemudian menjadi teladan, mungkin saya akan bisa mengubah keluarga saya, dengan inspirasi dan dorongan mereka, saya kemudian mungkin akan mampu menjadikan Negara saya lebih baik, dan siapa tahu, mungkin saya telah mengubah dunia saya”.
Orang yang sering mengalami kesulitan hubungan tergoda untuk menunjuk kepada orang lain, namun bukan pada diri mereka sendiri, dalam usahanya menjelaskan kenapa kesulitan itu muncul. Namun, kita harus selalu mulai memeriksa diri kita sendiri dan bersedia mengubah kekurangan apapun yang kita miliki. Kritikus Samuel Johnson mengatakan, “orang dengan sedikit pengertian tentang kodrat manusia yang mencari kebahagiaan dengan mengubah segala sesuatu kecuali sikapnya sendiri akan menyia nyiakan hidupnya dalam usaha yang sia sia dan malah mengandalkan kedukaan yang hendak ia singkirkan”.

5. Orang pertama yang bisa membuat perbedaan adalah diri sendiri – tanggung jawab pribadi.
Dalam buku The 17 Indisputable laws of teamwork, saya menulis tentang hukum signifikansi: “Satu angka yang terlalu kecil untuk mencapai kebesaran”. Saya sungguh percaya bahwa tidak ada prestasi berarti dapat dicapai dengan usaha individual. Akan tetapi, saya juga percaya bahwa setiap prestaso penting dimulai dengan visi seorang individu. Orang itu tak hanya memiliki visinya, namun juga mengambil tanggung jawab untuk menularkan visinya itu kepada orang lain, jika ingin membuat perbedaan di dunia ini, anda harus mengambil tanggung jawab untuk diri anda sendiri.


By John C.Maxwell

0 Response to "Cermin Kehidupan Dan Diri Kita"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label