10 Sifat Manusia Dan Krisisnya

10 Sifat Manusia Dan Krisisnya

1. Sifat Rohani
Allah adalah Roh, maka ketika manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah, berarti manusia adalah satu satu manusia yang bersifat rohaniah. Semua makhluk mempunyai nyawa, jiwa, nafas, tetapi mereka tidak mempunyai apa yang disebut sebagai sifat rohaniah. Perlu diperhatikan bahwa memang dalam teologi ada 2 bagian: Jiwa dan badan. Jiwa itu adalah roh dan tubuh itu materi. Kedua bagian ini bersifat berbeda, tetapi terintegrasi menjadi satu. Ini disebut dikotomi (dikotomi berarti tergabung dan terbentuk dari dua unsur dasar). Unsur pertama adalah unsur rohaniah yang disebut jiwa, dan unsur kedua adalah unsur jasmaniah yang disebut tubuh. Jiwa dan tubuh ini bergabung dan disebut manusia. Tetapi ada yang berusaha lebih detail dan mengatakan manusia dicipta dengan 3 bagian, yaitu roh, jiwa dan tubuh. Kalau binatang hanya terdiri dari tubuh dan jiwa, tetapi manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Pandangan ini disebut trikotomi. Teologi Reformed menyetujui dikotomi dan bukan trikotomi. Jika kita menerima bahwa pembentukan manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, dan itu adalah 3 bagian yang berbeda, sehingga roh menjadi manusia unik dan berbeda dari binatang, berarti kesimpulanya jiwa manusia sama dengan jiwa binatang. Itu tidak Alkitabiah. Bila kita mempelajari bahasa aslinya dengan mendalam Pengkhotbah 3:11 dalam bahasa aslinya (bahasa ibrani), ditemukan istilah yang sama untuk roh manusia dan roh binatang (bahasa ibrani: ru’ah). Berarti manusia mempunyai roh, binatang juga mempunyai roh. Tetapi dalam ayat yang sama dikatakan, “Siapa mengetahui kalau roh manusia ke atas dan roh binatang ke bawah?”. Mengapa ada istilah roh?, hanya Tuhan yang tahu.
Alkitab juga tidak mengatakan bahwa manusia mempunyai jiwa dan roh, dimana jiwa adalah tempat dimana tersimpan 3 unsur yang disebut intelek, emosi, dan kehendak. Ini adalah ajaran Watchman Nee. Ia berusaha memisahkan dengan mendetail segala bagian bagian dari pembentukan manusia, sehingga ia menaruh intelek, emosi dan kehendak di dalam bagian jiwa, tetapi semacam instuisi mengenai keberadaan Allah, hati nurani, ada di dalam bagian roh. Ini tidak Alkitabiah, karena di dalam seluruh Kitab Suci tidak pernah ada satu pun ayatpun yang menunjang pendapat bahwa intelek ada di dalam jiwa, emosi dan kehendak ada di dalam jiwa. Tetapi Alkitab secara jelas mengatakan kepada kita bahwa Allah itu Allah kebenaran. Kasih dan mempunyai kehendak terbesar di dalam alam semesta. Ternyata Allah yang mempunyai intelek, emosi dan kemauan, adalah Allah yang Roh bukan jiwa. Jikalau jiwa itu mengandung intelek, emosi dan kemauan, sehingga roh tidak berada di dalamnya, bagaimana kita menjelaskan Allah yang pada diriNya sendiri ada kebenaran, kasih dan kehendak yang terbesar?, bagaimana menjelaskan sehingga Dia boleh disebut sebagai sumber kasih, sumber emosi yang benar, kebenaran yang menjadi sumber hikmat dan berkendak untuk menetapkan segala sesuatu yang diciptakan olehNya?. Manusia mempunyai bagian roh dan tubuh. Karena Allah adalah Roh, maka manusia juga diciptakan sebagai makhluk rohani. Saudara adalah manusia karena saudara bersifat rohaniah. Mengapa manusia mempunyai sifat rohaniah?, karena manusia mempunyai bagian yang tidak kelihatan yang mirip dengan Tuhan Allah. Itu perbedaan roh manusia dan roh binatang. Karena binatang tidak diciptakan menurut peta dan teladan Allah, sehingga mereka tidak memiliki aspek aspek yang lain yang akan dicibarakan berikutnya. Manusia adalah makhluk rohani, sehingga manusia bisa berkomunikasi dengan makhluk rohani lainnya, manusia bisa berkomunikasi dengan dunia yang tidak kelihatan. Hal ini tidak dimiliki oleh makhluk makhluk lainnya, seperti binatang, dsb.


2. Sifat Moral
Karena Allah adalah suci adanya, maka ketika Ia menciptakan manusia, Ia menciptakannya dengan sikap moralitas. Manusia adalah makhluk bermoral, sehingga tidak mungkin manusia mempunyai sejahtera yang sejati jika ia berbuat segala kejahatan. Sekalipun kejahatan itu tidak begitu biasa dilakukan sampai menjadi kebal, tetap tidak mungkin bisa memperoleh atau mencapai sejahtera sejati dan kekal di dalam hatinya. Ini disebabkan karena Allah menciptakan manusia dengan suatu mandat kewajiban moral. Ketika seseorang pertama kali berbuat jahat, mencuri, berzinah, berbohong dsb dan tidak bisa tidur nyenyak pada malam harinya, itulah saatnya ia harus sadar bahwa ia adalah manusia. Namun begitu banyak orang yang tidak mau sadar bahwa ia adalah manusia pada saat kemanusiaannya sedang bekerja mengingatkan dia, sehingga lama kelamaan ia hidup seperti setan, seperti binatang liar dan tidak lagi hidup sebagai manusia. Di sini perlunya kita membereskan potensi dan krisis kita sebagai manusia di hadapan Tuhan Yesus. Manusia dicipta dengan unsur moral. Immanuel Kant, pernah berkata, bahwa ada suatu perintah yang tertinggi yang tidak mungkin ia tolak, abaikan, dan menutup diri untuk tidak mau memperhatikannya. Ia berkata, saya harus melihat fakta, saya harus jujur mengakui keberadaan eksistensi perintah itu ada dalam diriku yang sedalam dalamnya. Ia mendorong saya dengan satu perinta, berbuat baik!, berbuat baik!. Tidak bisa engkau hidup tanpa berbuat baik, maka saya didorong olehnya. Siapa yang memerintahkannya? Waktu dibuka tidak ada, waktu dilihat ke belakang, ke atas, ke samping, ke bawah, saya tidak melihat ada sesuatu, tetapi sesuatu di dalam itu memberi perintah berbuat baik! Berbuat baik!.
Di dalam istilah filsafat disebutkannya sebagai categorical imperative (berarti: perintah yang tertinggi). Begitu unik, begitu tinggi, tidak bisa diperundingkan dan dikompromikan. Suatu perintah, keharusan yang tanpa kompromi. Perintah darimana?, dari ini ia menegakkan filsafatnya bahwa Allah ada. Saya tidak menerima oleh adanya perintah moral itu, tetapi Allah ada karena Allah menyatakan diri secara moral. Manusia bukan inisiator, yang dengan kesanggupan sendiri bisa membuktikan keberadaan Allah. Ini tidak jauh berbeda dengan kesalahan teologi natural yang telah dikritik sebelumnya. Ini merupakan usaha antroposentris. Tetapi jangan lupa, ia mengerti satu hal, yaitu Allah memberikan suatu sifat moral, sebagai suatu hak, suatu esensi  dalam hekekat sebagai manusia. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk bermoral. Mengapa kalau berbuat baik kita senang, dan mengapa jika berbuat jahat menjadi susah?. Mengapa kita teus menyesal untuk perbuatan kita yang kurang baik?, mengapa meskipun tidak ada orang yang tahu kita sendiri terus menerus. Menyesal?, karena kita adalah makhluk yang bermoral. Ini peta teladan Allah yang kedua, God is the Holy God, so you are created with conscious. God is the Holy God, so we are created as moral beings. God is God of Spirit. He is Spirit, so we are created after him, we are all spiritual beings.
3. Sifat Rasional
Allah adalah kebenaran adanya, maka manusia diciptakan dengan sifat rasio. Ini sama dengan tiga hal yang telah diterima oleh Teologi Reformed secara tradisi. Tetapi sekarang akan dilihat dari hubungan: karena keberadaan Allah, menentukan keberadaan kita. Allah itu kebenaran. Di dalam pikiran Yunani kuno menurut Plato, ia mengatakan ini memang mengherankan, dan Aristoteles mengatakan bukan saja Cuma heran, tetapi ini merupakan satu satunya pemisah untuk mengerti perbedaan antara manusia dan binatang. Manusia berasio, binatang tidak, sehingga manusia mempunyai kemungkinan berpikir,  berimajinasi, berspekulasi, menghitung, menganalisa, mengerjakan induksi dan deduksi, yang kesemuanya adalah pekerjaan logika dan pikiran dan fungsi rasio, yang tidak terdapat pada makhluk lain. Saya telah berkata, orang yang bisa melihat perbedaan adalah orang yang pandai, orang yang hanya melihat persamaan adalah orang bodoh. Jika kita melihat persamaan, punya dua mata, satu hidung, dengan dua lubang, punya satu mulut, lalu kita anggap sama, maka manusia bisa dipersamakan dengan anjing. Hanya melihat persamaan adalah orang bodoh. Tetapi jika kemudian kita melihat perbedaannya, ada yang punya ekor, ada yang tidak, anjing punya ekor, manusia tidak, karena kita melihat perbedaannya. Kita bisa mengalisa, melakukan riset, menyelidiki, berpikir, mempunyai proses logika, yang tidak ada pada binatang manapun. Ini adalah bagian ketiga mengapa kita disebut sebagai peta dan teladan Allah, yaitu karena mempunyai rasio, pemikiran, dan kemungkinan mengerti kebenaran.
4. Sifat Kekal
Allah itu kekal adanya, maka manusia juga bersifat kekekalan. Di sini perbedaan eksistensi manusia dibandingkan dengan binatang berdasarkan waktu. Binatang mempunyai eksistensi yang ada dan akhir. Kelahiran dan kematian adalah titik dimana mereka berada. Sebelum itu mereka belum pernah ada dan setelah itu mereka tidak pernah akan ada lagi. Tetapi manusia tidak demikian. Manusia adalah satu satunya makhluk di dunia ini yang bermateri dan berpermulaan, namun tidak berkesudahan. Manusia adalah satu satunya makhluk di dunia yang bertitik awal, tetapi tidak bertitik akhir. Saudara berkata, “waktu saya mati, bukankah itu merupakan titik akhir?” Tidak. Jika itu titik akhir, mengapa setelah saudara mati, ada orang yang berdoa, mudah mudahan diterima dengan baik di sisi Tuhan?. Mengapa kebudayaan kebudayaan mengajak orang untuk menyembah kepada orang tuanya yang sudah meninggal?, jika manusia mati dan habis, kebudayaan kebudayaan agung tidak akan melontarkan suatu pengharapan akan kekekalan, seperti yang dikatakan oleh Soren Abie Kierkegard, filsuf dari Jerman, pada abad yang lalu, “If our hope is only for this world, anda ended up in this world, this temporary world, we are so miserable”.jika pengaharapan kita hanya pada dunia ini, dan kita berakhir pada kesementaraan ini saja dan bukan ditunjukan kepada kekekalan, kita dalah orang orang yang paling patut dikasihani. Manusia adalah makhluk yang kekal, karena Allah adalah Allah yang kekal adanya. Manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah, itu sebabnya manusia adalah makhluk yang kekal. Jika manusia adalah makhluk yang kekal, maka percuma saja manusia bunuh diri. Bunuh diri dianggap sebagai penyelesaian dari keadaan yang terlalu susah, ternyata tidak habis, malah lebih menyusahkan. Kita berada dalam dunia yang penuh ketegangan antara kesementaraan dan kekekalan, antara yang sementara dan yang kelihatan dengan yang kekal dan yang tidak kelihatan, sehingga akhirnya kita menaklukkan diri berkompromi dengan yang kelihatan ini dan menjual kekekalan kita. Mutlak penting untuk mengerti bahwa, Jika kekekalan tidak dikaitkan dengan moral, maka tidak akan ada artinya, dan jika moral tidak dikaitkan dengan kekekalan, juga tidak ada artinya. Dan jika kekekalan dan moral tidak dikaitkan dengan unsur rohaniah, juga tidak ada artinya.
Peta dan teladan Allah ini berkait satu dengan yang lain. Karena saya makhluk rohaniah, maka saya bertanggung jawab secara moral, dank arena saya bertanggung jawab secara moral, maka saya bertanggung jawab terus sampai pada kekekalan. Apa yang kita perbuat di dunia ini, sekalipun jika semua orang telah menerimanya dan menyukainya, itu cukup memberi kepuasan kepada kita. Juga sebaliknya, jangan kita bersedih hati dan bersusah hati karena orang melawan atau mengkritik. Tetapi yang terpenting kita harus bertanggung jawab di hadapan Allah yang kekal. Persiapkanlah dirimu untuk bertemu dengan Allahmu!, itulah teriakan para nabi di dalam Perjanjian Lama, dan juga teriakan wahyu dari Roh Kudus kepada setiap hambaNya untuk setiap jaman, karena manusia diciptakan dengan sifat yang berpeta dan teladan Allah.

5. Sifat Penguasaan
Allah itu adalah Tuhan. Waktu adalah Allah, yang adalah Tuhan, menentukan untuk menciptakan manusia menurut peta dan teladan Allah, manusia bersifat ketuanan (The Mastership). Setiap manusia diberi potensi yang berbeda dari segala macam binatang, yaitu diantaranya, manusia mau menjadi tuan, menjadi pengatur. Menjadi tuan berarti, berhak, berwibawa, berkuasa, berpengaruh, dan suka mengatur dan tidak mau diatur. Seorang anak kecil usia 2 tahun terlihat sedang memindah mindahkan sepatu. Dia tidak mengatakan apa apa ketika ditanya alasan memindahkan sepatu tersebut. Andaikata dia bisa mengatakan, mungkin ia akan berkata, “Saya diciptakan menurut peta dan teladan Allah, sehingga saya suka mengatur”. Manusia sejak kecil sudah mau mengatur berbagai hal. Allah mengatakan bahwa I Am The Lord (Akulah Tuhan), manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah juga berteriak, “Aku Tuhan” (tapi dengan huruf dan suara yang lebih kecil). Karena peta dan teladan Allah dalam aspek yang kelima ini, timbullah terbenturnya penguasaan satu dengan yang lainnya. Manusia tidak mau diatur oleh Tuhan. Kita sering bergumul yang membutuhkan waktu hingga 20 tahun untuk mengaku bahwa kita hanyalah manusia, yang sebelumnya selalu mau mengatur Tuhan. Manusia sering tidak mau taat. Sebelum manusia mau mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan dan tidak mau taat, ia akan terus memikul Salib yang tidak ada pahalanya. Ia akan terus menangis yang tidak akan dihapus oleh Tuhan dan hanya menimbulkan penghamburan waktu yang tidak berarti. No rest until you obey. No rest you will remaining struggle, struggle and struggle, unending struggle, until you obey and you get rest.
Allah itu Tuhan, berarti di atasNya tidak ada siapa pun lagi, di bawahNya terletak semuanya. Manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah dan mau disebut tuan, mau menjadi seperti Allah, di atas tidak ada apa apa dan di bawah ada semua. Ternyata ketika mengatakan di atas tidak ada apa apa, di sana ada Tuhan. Di sini terjadi kemungkinan manusia tidak mau percaya kepada Allah. Manusia mau menjadi Allah. Hal ini terjadi karena manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah. Maka butir kelima ini menjadi krisis yang sangat besar. Sewaktu manusia mau menyatakan hak kebebasannya yang mau memutlakkan diri sebagai Allah, di situ ia hidup tanpa mungkin tenang dan sejahtera, karena selalu terbentur antara ketuanannya dengan ke Tuhanan Allah. The Lordship of Christ is now conflict with the sovereignty and the freedom within man which is created under the image and likeness of God.
Di dalam simponi kedua yang ditulis oleh Leonard Bernstein, ada suara manusia. Saudara mungkin mengatakan, “Apa istimewanya?”, bukankah dalam simponi kesembilan Beethoven, simponi kedua dan kedelapan dari Machler, simpani kedua dari Mendelsohn juga terdapat suara manusia?, apa bedanya? Beda sekali. Suara manusia pada simponi simponi itu adalah suara orang menyanyi, tetapi suara manusia pada simponi Bernstein adalah suara teriakan Father, I Struggle! Yang muncul di tengah semua suara alat music sedang berbunyi. Ini yang disebut sebagai klasik modern. Lalu kita menyelidiki apa yang Bernstein inginkan melalui cara ini. Ternyata dia memakai cerita anak yang hilang untuk melukiskan pemberontakan manusia terhadap Allah, yang akhirnya kembali. Pada waktu manusia tidak mau taat kepada Allah, tidak mau percaya kepada Yesus, tidak mau percaya kepada Alkitab, dsb, terjadi benturan. Benturan karena tidak mau diatur oleh Tuhan. Pada waktu Tuhan mengatur, saudara menolak dan mengatakan, siapa yang mau mengatur? Tuhan!, siapa itu Tuhan? Saya tidak mau percaya ada Tuhan, karena saya tidak melihat Tuhan!. Saat itu saudara sedang mengatakan kebodohan saudara, bukan kepandaian. Selama saudara tidak percaya kepada Allah, Allah juga tidak berdebat. Ia diam, sekalipun saudara memaharahiNya, karena Ia tahu jika Ia marah kembali, saudara akan mati.
Allah berdiam terus, hingga suatu saat saudara mendapat penyakit yang keras, atau saudara sudah menjadi tua, menyadari bahwa saudara bukanlah Allah. Dulu saudara lari cepat, sekarang sudah lemah, baru kemudian mengakui, Engkau adalah Allah, saya hanya manusia saja.
Setelah saudara taat, saudara baru mendapatkan hidup yang tenteram. keKristenan sering kurang menghargai kedaulatan Alah, terlalu berani mencela Allah dan berusaha meninggikan kebebasan sendiri yang kurang bertanggung jawab.
Teologi Reformed sangat menekankan kedaulatan Allah. The Sovereignty Of God is the highest (Kedaulatan Allah yang tertinggi), sehingga pada saat seseorang beriman, itu berarti ia menaklukkan kebebasan yang diberikan oleh Tuhan untuk menaklukkan diri, mematuhkan diri di bawah kehendak Allah. Tanpa penaklukkan yang mutlak sedemikian, tidak mungkin hidup kita mengalami damai. Saudara harus menerima bahwa saudara adalah manusia, yang terbatas karena diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang terbatas. Yang menjadikan saudara tidak puas adalah saudara memiliki peta dan teladan Allah. Ini membuat saudara merasa dunia ini kurang baik, karena saudara memiliki ukuran apa itu baik. Kita merasa sesuatu tidak sempurna, karena kita mempunyai konsep kesempurnaan. Dengan konsep kesempurnaan itu kita menilai segala sesuatu, dan melihat semua itu kurang baik dan kurang sempurna. Kita mempunyai konsep kesempurnaan dalam hati kita dan itu membuat kita tidak mau takluk. Di situ sumber dari segala kepahitan dan kesengsaraan yang harus kita tanggung, sampai suatu saat kita mengakui bahwa kita bukanlah Allah, tetapi hanyalah manusia.
6. Sifat Kreatif.
Allah adalah Allah pencipta, maka Allah menciptakan manusia menurut peta dan teladan Allah, berarti Allah memberikan daya cipta kepada manusia. Satu satunya makhluk yang mempunyai daya cipta adalah manusia, yang menjadi satu satunya makhluk yang mirip dengan Tuhan Allah dan yang paling berbahaya dalam butir ini, yaitu manusia diberi daya cipta. Jika saudara melihat lukisan karya Affandi begitu indah, walaupun kelihatannya begitu kacau dan susah dimengerti. Warnanya begitu melambung dan lukisan itu sedemikian dinamis, sehingga sekalipun saudara kurang bisa mengerti dan warnanya sedemikian ramai, namun saudara semakin menyelidiki, semakin menyukainya. Jika saudara melihat karya Basuki Abdullah, maka saudara akan melihat keindahan yang tenang, yang berbeda dari karya Affandi. Dan jika melihat karya Lie Man Fong dengan burung merpati dan anjingnya, ternyata berbeda lagi. Lukisannya memberikan ketenangan dan kedamaian. Ternyata setiap pelukis besar mempunyai ciri mereka sendiri yang berbeda beda. Mereka mempunyai dunia mereka sendiri dan sebenarnya mereka adalah pencipta bagi dunia mereka sendiri itu. Pada waktu Picasso melukis sesuatu, ia sedang berperan sebagai allah di dalam dunia kanvasnya. Pada waktu itu ia menjadi alah di dalam dunia ciptaannya. Dan heran sekali orang ini mempunyai kekuatan dan pengaruh yang sangat besar. Ia mempunyai pikiran yang lain daripada yang lain, dan mempunyai daya cipta yang lain sama sekali. Sewaktu dia melukis, saya mencoba menilai, apakah dia betul betul menikmati apa yang ia lukis. Saya memberi tanda tanya besar. Kadang kadang saya memikirkan bahwa Picasso berusaha memakai keunggulan yang ada pada dirinya untuk menipu seluruh dunia, sehingga ia mentertawakan orang yang mau ditipu olehnya. Tetapi kita tidak tahu secara tepat, itu hanya interpretasi saya, yang merupakan penilaian yang jujur dari hati saya terhadapnya. Tetapi saya mengatakan kepada saudara ketika ia menciptakan dunianya, dia sedang berusaha untuk melepaskan diri dari dunia ciptaan Allah, dan menjadi allah kedua untuk menciptakan dunia yang lain berbeda dari dunia yang diciptakan Allah. Ia berusaha untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dari Pencipta, Allah, yaitu Dia yang mencipta dunia ini, untuk menjadi suatu konfrontasi yang begitu menakjubkan. Namun heran sekali, lukisannya mengenai wanita dengan satu mata dan banyak tangan yang disebut dengan modern art, ketika menikah, dia kembali kepada dunia Allah yang asli. Ia tidak menikah dengan wanita yang satu matanya dan banyak tangannya, tetapi ia menikah dengan wanita yang bermata dua dan berlengan dua, yang diciptakan oleh Allah (classical art).
Pada waktu manusia yang diberi daya cipta oleh Alah, salah menggunakan daya cipta untuk menciptakan hal yang melawan prinsip ciptaan Allah, disitu potensi menjadi krisis yang paling besar. Pada waktu manusia menggunakan daya cipta, yang dicipta oleh Pencipta baginya, untuk menciptakan sesuatu yang melawan segala prinsip ciptaan Allah, dia sedang menciptakan krisis dan potensi yang besar yang Tuhan ciptakan di dalam dia. Allah menciptakan manusia menurut peta dan teladanNya, maka pada yang dicipta ada peta ciptaan, sehingga manusia juga mempunyai daya cipta. Daya cipta digunakan untuk menyatakan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan daya cipta seperti Allah mencipta. Tetapi kalau manusia memakai daya cipta untuk menciptakan sesuatu dan yang diciptakan manusia melawan Allah, di situ manusia sedang mempergunakan hak seperti Allah untuk melawan Allah, maka pada saat itu manusia sedang menciptakan kesulitan yang mengancam dirinya sendiri.
Ini yang membuat saya heran luar biasa, ada anak yang nakal luar biasa yang kemudian dipakai menjadi Hamba Tuhan. Tetapi ada yang baik baik, akhirnya hanya duduk di kantor dan tidak menghasilkan apa apa. Ada anak nakal yang akhirnya menjadi orang yang luar biasa berguna, anak yang kurang ajar, akhirnya menjadi hebat. Pada waktu Van Gogh sedang kecewa luar biasa, ia mengambil pisau lalu memotong telinganya sendiri. Ini kreatif. Disini ia sendang menggunakan daya cipta memotong telinganya sendiri, tetapi kali ini bukan untuk mencipta sesuatu dalam lukisan, tetapi menciptakan kesulitan bagi dirinya sendiri. Dalam ceramah di Westminster Theological Seminary, saya menggunakan hal ini dalam beberapa kalimat: Ketika kita sebagai ciptaan mengugunakan daya cipta untuk menciptakan allah yang dicipta, maka itu adalah allah yang palsu. Itu adalah bahaya yang luar biasa. Saudara memakai kayu untuk membuat allah, sudah membuat allah, diletakkan di meja, lalu memerintah diri sendiri untuk mengakui itu sebagai allahku dan menyembahnya. Itu adalah orang intelektual yang bodoh sekali. Kayu bisa dijadikan allah, ini merupakan daya cipta yang luar biasa besarnya. Sesudah itu mengaku diri harus berbakti kepada Allah yang dicipta sendiri. Maka yang mencipta telah berbakti pada yang dicipta. Tetapi pencipta yang kelihatan bukanlah Pencipta (yang tidak kelihatan). Manusia yang dicipta sedang menciptakan pencipta, yang diciptakan manusia dengan daya cipta yang diberikan oleh Pencipta kepada manusia, sebagai ciptaan.
Allah menciptakan manusia dan memberi daya cipta. Saudara bisa menemukan hal hal yang orisinil yang tidak ada pada orang lain, karena saudara diciptakan oleh Allah. Ini suatu hak istimewa, dan merupakan potensi yang luar biasa. Ini tidak pernah Allah berikan kepada binatang apapun, hanya kepada manusia. Tetapi saya mau tanya, bagaimana saudara menggunakan daya cipta dan apakah yang saudara ciptakan mempermalukan Pencipta dan apakah saudara sedang memerankan diri sebagai pencipta?, padahal saudara hanyalah “yang dicipta”, lalu saudara mempermalukan Pencipta yang asli di dalam masalah yang besar ini.
Ciptaan manusia yang disebut “allah”, adalah merupakan triple created god, apa artinya?, memakai bahan yang diciptakan oleh Allah, untuk menciptakan allah ciptaan yang diciptakan manusia yang bertindak selaku pencipta yang sendirinya dicipta oleh Allah, itu menjadikan satu allah ciptaan yang rangkap tiga. Ciptaan mencipta dengan bahan ciptaan yang diciptakan oleh Allah, menciptakan allah yang dicipta.
Saya tidak tahu apa yang menjadi allah di dalam hidup saudara, dan disitu saudara mempermainkan daya cipta yang Tuhan berikan kepada saudara. Saat ini saya secara khusus mengatakan kepada kaum mahasiswa, kaum intelektual, kaum cendiakawan, yang menganggap diri hebat, padahal dari sekian banyak kaum cendiakawan yang pernah saya temukan yang betul betul hebat terlalu sedikit. Banyak mahasiswa yang belum mahal sudah jual mahal. Kalau mereka tidak bertobat, dan menganggap diri lebih intelektual dari yang lain, dan tidak melihat potensi yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, saudara harus mempertanggung jawabkannya di hadapan Tuhan, maka potensi itu menjadi krisis yang luar biasa besar dalam hidupnya.
Kita dicipta oleh Pencipta sebagai ciptaan yang berdaya cipta. Ini berlainan dari ciptaan yang lain, merupakan potensi yang besar, tetapi sekaligus mengandung bahaya yang besar. Dan saudara, pada suatu hari, diri saudara dan segala ciptaan saudara harus diperhadapkan kepada Pencipta yang sesungguhnya untuk dihakimi karena segala ciptaan, dari daya cipta saudara yang hebat, mungkin merusak ciptaan Allah yang lain yang lebih hebat. Dan disitu penghakiman paling hebat akan saudara alami. Orang yang berkreativitas hendaklah baik baik menggunakan kreativitasnya.
7. Sifat Kesempurnaan.
Telah dibahas sedikit di atas, bahwa manusia mempunyai konsep kesempurnaan. Allah adalah Allah yang sempurna sehingga Ia menciptakan manusia dengan konsep kesempurnaan. Orang yang mempunyai konsep kesempurnaan selalu susah luar biasa, karena selalu tidak puas dalam berbagai hal, yang selalu cenderung mengkritik dan mencela keadaan yang kurang sempurna. Seorang perfeksionis selalu menderita banyak hal. Perfeksionis harus dihargai tetapi sekaligus juga dikasihani, karena potensinya besar tetapi bahanya juga besar.
Saya ingin menyimpulkan dengan satu kalimat: Seorang perfeksionis akan unggul di dalam banyak hal atau sama sekali tidak unggul. Apa sebabnya? Karena kesempurnaan konsep yang berada di dalam dirinya menuntut dia tidak boleh sembarangan bekerja. Karena ia menganggap diri harus sempurna, maka ia melihat ini tidak puas, melihat itu tidak baik, sehingga kalau ia tidak mencapai sasaran yang sesuai dengan keadaan yang dibayangkan di dalam konsep kesempurnaan itu, ia tidak akan tidur enak, tidak akan puas dan selalu akan menghakimi diri dan menjadi seorang yang dipenjarakan oleh dirinya sendiri. Itulah seorang perfeksionis, dan itu hanya terjadi pada umat manusia. Karena itu manusia bisa maju dan bisa juga putus asa. Orang berkata, hidup itu tidak berarti belum tentu ia benar benar merasa tidak berarti, tetapi belum mencapai arti yang ia harapkan. Ia mempunyai konsep kesempurnaan dan konsep kesempurnaan itu menyebabkan kita berjuang. Hingga September 1990 ini saya telah berkhotbah lebih dari 22.500 kali, dan kira kira 500 kali khotbah dalam satu tahun. Ternyata dari 500 khotbah itu hanya sekitar 5 khotbah yang saya benar benar puas. Karena ada konsep kesempurnaan, maka kita tidak puas, kita bisa maju dan juga bisa putus asa. Ini semua berdasarkan peta dan teladan Allah yang di dalamnya mengandung potensi dan bahagia, tetapi juga sekaligus mengandung krisis, kesulitan dan bahaya. Konsep kesempurnaan mengandung bahagia karena mendorong kita terus maju, yang memungkinkan kita terus berkembang dan bertumbuh. Itu baik. Tetapi konsep kesempurnaan itu mengandung juga bahaya yang dapat menyebabkan kita putus asa. Itulah sebabya penting bagaimana mengendalikan ini, yaitu itu dengan bagaimana saudara kembali kepada Tuhan dan menaruh konsep ini di bawah Dia yang benar benar sempurna dan supaya Dia menggenapkan kesempurnaan sesuai dengan pimpinanNya sendiri atas diri kita masing masing.

8. Sifat Relasi
Allah itu kasih adanya, maka manusia dicipta dengan kemungkinan berelasi. Manusia mungkin berkontrak dengan yang lain. Manusia itu mungkin berkomunikasi satu dengan yang lain berdasarkan kebenaran Allah adalah kasih. Allah adalah kasih, kebenaran yang tidak mungkin dipaparkan oleh agama monotheisme lainnya. Allah adalah Allah yang kasih tidak mungkin dimengerti oleh agama agama lain di luar keKristenan. Allah adalah kasih adalah satu doktrin dan satu pengertian yang bersifat Ilahi yang paling jelas hanya di dalam satu agama, yaitu Kristen. Di dalam Perjanjian Lama mengungkapkan bahwa Ia penuh kasih. Allah adalah kasih itu tidak pernah muncul dalam agama manapn, kecuali perjanjian Baru. Kalau Allah itu kasih, berarti manusia adalah satu satunya makhluk yang dapat berkomunikasi, bersekutu di dalam kasih yang sungguh sungguh. Ucapkan kalimat kepada temanmu, musuhmu, orang sekerjamu, ayahmu, saudaramu dengan jujur. Jika kita bicara dengan seseorang, saya memilih kalimat yang mau saya katakana. Saya harus jujur dalam berkata kata dengan dia. Saya tidak mau mengatakan satu kalimat pun yang palsu atau pura pura. Itu bukan sifat saya setelah saya bertobat. Kita harus berbicara secara jujur baru ada kemungkinan terbentuknya komunikasi yang sesungguhnya.
9. Sifat Persekutuan
Allah itu Terang adanya, maka manusia dimungkinkan bisa berjalan di dalam suatu persekutuan yang sehat. Manusia adalah manusia, karena manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah. Kalau Allah adalah kasih, maka suatu pengertian, dan komunikasi menjadi mungkin. Kalau Allah adalah terang, kita bisa mempunyai persekutuan yang bertanggung jawab. Jika saya disorot dengan lampu kiri dan kanan, maka ketika cahaya dari kanan dan kiri bertemu, tidak terlihat ada perbatasan pertemuan antara kedua cahaya tersebut. saudara tidak dapat melihat perbatasan antara cahaya kanan dan cahaya kiri. Karena suatu perluasan yang tidak ada batas pemisahan, memungkinkan terjadinya persekutuan.
10. Sifat Pengharapan.
Allah itu hidup adanya, maka manusia diciptakan dengan satu pengharapan mendapatkan satu hidup yang kekal dari Allah. Ini peta dan teladan Allah, potensi dan kemungkinan yang dicapai adalah hidup yang kekal. Tetapi di dalam potensi ini juga mengandung krisis dan kebahayaan yang besar, yaitu tenggelam, binasa untuk selama lamanya. Pengertian ini yang mengharuskan kita memberitakan Injil. Mengapa demikian? Teologi dan penginjilan harus diintegrasikan? Benar!, saya tidak ingin sekedar mengisi kebutuhan teologis di dalam pikiranmu yang berambisi untuk mengetahui saja, tetapi setelah saya mengisi saudara dengan doktrin yang benar, diharapkan saudara dapat memandang manusia dengan kacamata yang lain. Dulu saudara melihat manusia dengan pikiran dan sudut pandang dari proporsisimu yang salah. Sekarang saudara dapat melihat manusia sebagai peta dan teladan Allah. Setiap kali saudara melihat manusia berjalan, saudara melihatnya sebagai peta dan teladan Allah, sebagai wakil Allah, sehingga mau tidak mau kita harus memberitakan Injil kepadanya karena sebagai peta dan teladan Allah, ia mempunyai potensi yang sedemikian besar, namun sekaligus mempunyai kebahayaan dan krisis yang besar juga. Ini membuat saudara harus mendekati dia dan mengembalikan dia kepada kebenaran. Penginjil yang katanya berkuasa, tetapi gagal, adalah mereka yang selalu melihat manusia sebagai orang orang berdosa yang harus ditegur. Itu salah. Penginjil yang sukses adalah penginjil yang melihat manusia memiliki peta dan teladan Allah, yang sedemikian hormat dan mulia, sehingga ia tidak boleh dicemari oleh dosa. Marilah kita mengembalikan dia kepada Tuhan melalui darah Yesus Kristus.

By Pdt.Dr. Stephen Tong

Dikutip Dari Buku Peta & Teladan Allah, 1990

0 Response to "10 Sifat Manusia Dan Krisisnya"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label