Suatu Pandangan Baru Tentang Kemanusiaan

Suatu Pandangan Baru Tentang Kemanusiaan

Bersama keutamaan kasih, iman Kristen memberi kita sumber daya yang lain bagi perilaku etis, suatu dasar untuk menghargai hak asasi manusia. Jika setiap orang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, ia memiliki hak hak yang tidak bisa dilanggar, terlepas dari ras, kelas, jenis kelamin, gaya hidup, atau karakter moral itu.
Ferry berkata bahwa di kalangan orang orang Yunani dan Romawi, nilai seseorang ada pada karunia karunia dan kemampuan kemampuan yang diwarisinya, bukan sekedar karena ia adalah manusia. Inilah alasannya mengapa Aristoteles bisa menulis bahwa beberapa orang secara alamiah dilahirkan menjadi budak, karena mereka tidak memiliki kemampuan berpikir rasional yang maju. Ia berkata, “Alam akan membedakan antar tubuh orang orang merdeka dan budak, yang lainnya berdiri tegak, dan walaupun tidak berguna bagi pekerjaan yang demikian, tetapi berguna bagi kehidupan politik dalam seni perang dan perdamaian”. Maka, jelas bahwa beberapa orang menurut kodratnya adalah manusia merdeka, dan lainnya budak, dan bahwa bagi yang belakangan ini perbudakan merupakan suatu cara yang bijak dan benar.
Berlawanan sama sekali dengan pernyataan itu, John Calvin, salah satu Reformator Kristen, berkata:
“Bagian yang agung dari manusia menjadi paling tidak berharga jika dinilai menurut kelayakan mereka sendiri. Tetapi di sini, Kitab Suci menolong dengan cara terbaik ketika ia mengajarkan bahwa kita tidak boleh menganggap bahwa manusia layak pada dirinya sendiri, melainkan harus memandang gambar Allah di dalam diri semua manusia, yang kepadanya kita berhutang segala penghormatan dan kasih. Anda akan berkata, “Ia layak memiliki sesuatu yang jauh berbeda dariku”. Namun apa yang layak diterima Tuhan?, ingatlah untuk tidak mempertimbangkan maksud jahat orang tetapi melihat gambar Allah di dalam diri mereka, yang dengan keindahan dan harkatnya mengundang kita untuk mengasihi dan merengkuh mereka”.
Dengan menyandarkan kasusnya pada suatu definisi pribadi manusia sebagai penyandang gambar Allah dan suatu gagasan yang belum pernah ada tentang kasih sebagai asal usul, maksud, dan nasib dunia, keKristenan memiliki suatu dampak yang tak terhitung terhadap sejarah gagasan gagasan. Jika bukan karena pandangan Kristen tentang individu, misalnya, falsafah hak hak asasi manusia yang kita anut sekarang ini tidak akan pernah muncul.
KeKristenan percaya bahwa semua umat manusia diciptakan dalam gambar Allah dan rupa Allah dan karenanya memiliki hak yang tidak bisa dilanggar untuk diperlakukan dengan penuh hormat dan kasih, terlepas dari apakah mereka secara budaya, moral, dan pribadi menarik atau menganggu bagi anda. Sifat luas dari prinsip etis ini mengejutkan, dan tidak ada sejenis itu yang dihasilkan dalam budaya budaya pra Kristen. Seperti yang diperhatikan Ferry dan telah diperdebatkan lainnya secara luas, pemahaman akan hak hak asasi manusia ini tumbuh di atas tanah keyakinan Kristen akan gambar dan rupa Allah.
Bagaimana keyakinan ini harus dimanifestasikan dalam cara orang orang Kristen melakukan pekerjaan mereka?, Katherine telah membagikan bahwa ketika ia pertama kali pindah dari bisnis ke bekerja di Gereja, ia berbicara kepada salah satu kolega pendeta tentang beberapa kontaknya di kota. Si pendeta berbalik bertanya kepadanya dan berkata dengan lembut, “Katherine, kamu bekerja dalam bidang pelayanan sekarang. Dalam pelayanan kita menyebut orang”. Tekanan tekanan dan praktik praktik dunia kerja makin menyebabkan kita merasionalisasikan setiap aspek kehidupan dengan menganalisa efesiensi keuangan.
Orang orang menjadi kontak kontak yang bisa menolong anda, para konsumen adalah bola bola mata dan dompet dompet, pegawai pegawai adalah sumber daya untuk mengeksekusi suatu tugas. Sangat mudah untuk mengukut nilai konsumen, pegawai pegawai, dan individu individu dengan istilah istilah keuangan semata.
Dari sudut pandang yang sangat ekonomis, pemegang saham, manajemen, pegawai pegawai, pemasok pemasok, konsumen konsumen, dan penghuni komunitas memiliki nilai finansial yang tidak setara, dan sulit untuk tidak memperlakukan mereka secara tidak setara dalam hal hal lain. Tetapi walaupun beberapa lebih berharga secara ekonomis dibandingkan lainnya, secara teologis kita semua diciptakan dalam rupa dan gambar Allah dan karenanya sama pentingnya.
Pikirkan kasus suatu PHK yang tidak terhindarkan. Tentu saja, pada berbagai kesempatan dalam kehidupan suatu komunitas mana pun sejumlah pemangku kepentingan akan perlu berkorban bagi kebaikan seluruh komunitas dalam jangka panjang, dan dalam situasi situasi ini tidak ada benar benar jadi pemenang. Namun demikian, tetap mungkin untuk menangani situasi situasi ini dengan penuh kasih. Para manajer seringkali memegang sebagian besar kartu dalam situasi situasi seperti itu dan bisa meminimalkan waktu, rasa sakit dan upaya mereka dengan menerbitkan bulletin bulletin yang ringkas dan menutup kemampuan apa pun untuk mempertanyakan atau mengesksekusi kepedulian. Tetapi memperlakukan orang sebagai pribadi pribadi daripada sumber daya yang bisa dipertukarkan berarti bersikap transparan dengan informasi, menawarkan komunikasi dua arah secara luas, dan secara tulus berusaha mempersuasi daripada sekedar mengendalikan respons respons orang. Memperlakukan orang dengan penuh martabat di tengah tengah realitas penghematan dan pemutusan hubungan kerja membutuhkan suatu kompas (petunjuk) moral yang kuat. Tetapi keyakinan akan gambar dan rupa Allah bisa membawa suatu dimensi baru terhadap perilaku kehidupan organisasi.
Seperti yang diamati Ferry dan lainnya, konsep hak asasi manusia yang lahir dari nilai teologis kasih, telah disesuaikan dan dipergunakan secara luas sekarang ini oleh banyak orang yang tidak percaya atau orang orang yang tidak percaya Allah. Tetapi banyak juga yang telah memperingatkan bahwa dalam suatu masyarakat yang sepenuhnya secular, tanpa keyakinan akan Allah yang penuh kasih dan berpribadi yang dariNya keseluruhan konsep itu, komitmen jangka panjang terhadap hak asasi manusia bisa menyusut. Orang orang Kristen harus berkomitmen secara mutlak terhadap suatu pemahaman akan hak asasi manusia berdasarkan gambar dan rupa Allah.

By Timothy Keller

0 Response to "Suatu Pandangan Baru Tentang Kemanusiaan"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label