Pandangan Baru Tentang “Kompetensi” Dalam Pekerjaan Part 1

Pandangan Baru Tentang “Kompetensi” Dalam Pekerjaan Part 1

Salah satu cara utama untuk mengasihi sesama dalam pekerjaan anda adalah melalui pelayanan kompetensi. Jika tujuan Allah bagi pekerjaan anda adalah untuk melayani komunitas manusia, maka cara terbaik untuk melayani Allah adalah melakukan pekerjaan itu sebaik mungkin. Dorothy Sayers mengatakan:
“Pendekatan Gereja kepada seorang tukang kayu yang cerdas biasanya terbatas pada menasehatinya untuk tibak mabuk dan berperilaku sembarangan dalam waktu waktu senggangnya dan datang ke Gereja di hari hari minggu. Apa yang seharusnya dikatakan Gereja kepadanya adalah ini: bahwa tuntutan pertama yang diajukan oleh agamanya kepadanya adalah ia harus membuat meja meja yang bagus”.
Ijinkan saya memberi suatu contoh dramatis tentang hal ini. Pada 24 February 1989, penerbangan 811 United Airlines berangkat dari Honolulu menuju Selandia Baru. Pesawat 747 itu telah naik setinggi dua puluh ribu kaki saat pintu kargo pesawat bagian depan meledak terbuka, menciptakan suatu lubang besar di sisi pesawat. Sembilan penumpang langsung tersedot keluar dari pesawat dan meninggal seketika. Dua mesin pesawat bagian kanan rusak oleh serpihan pesawat dan tidak berfungsi dengan benar. Pesawat itu seratus mil jauhnya dari daratan. Kaptennya, David Cronin, mengerahkan seluruh kepandaian dan pengalamannya selama 38 tahun sebagai pilot seperti ini:
“Untuk menggantikan kurangnya daya dorong dan rusaknya dua mesin di sebelah kanan, ia berjuang untuk memegang kemudi pesawat erat erat dengan tangannya sambil menggunakan kakinya untuk menekan pedal kendali yang ada di lantai untuk menstabilkan pesawat. Namun demikian, masalah yang paling sulit adalah menentukan seberapa cepat pesawat itu melaju. Ia melambatkan laju pesawat sedekat mungkin dengan kecepatan minimal untuk mencegah udara yang berlomba keluar dari pesawat makin memperbesar lubang di tubuh pesawat. Karena lubang pesawat itu telah mengubah aerodinamika pesawat besar itu data kecepatan minimal yang biasa sudah tidak relevan lagi. Sang pilot mengetahui hal ini harus menggunakan penilaiannya yang terbaik. Apalagi karena pesawat itu baru saja diisi 136 ton bahan bakar untuk perjalanan panjang itu, pesawat itu terlalu berat untuk mendarat tanpa merusak roda gigi pendaratan. Lalu ia menemukan masalah baru. Bagian sayap yang digunakan untuk memperlambat laju pesawat tidak bekerja dengan benar. Ia harus mendaratkan pesawat itu pada kecepatan 195 mil per jam, dibandingkan dengan kecepatan normal sebesar 170 mil per jam. Jet itu bobotnya 276 ton, jauh di atas bobot stress maksimum yang direkomendasikan oleh Boeing, yaitu 255 ton. Namun demikian, Kapten Cronin melakukan salah satu pendaratan termulus yang pernah diingat oleh para kru pesawat lainnya, di tengah sorak sorai penumpang. Para pakar penerbangan menyebut pendaratan itu ajaib. Beberapa hari setelah pengalaman yang mengerikan itu, seorang pewawancara bertanya kepada Kapten Cronin tentang pikiran pertama yang dimilikinya saat pintu kargo itu meledak. Sang Kapten berkata, “Saya berdoa bagi para penumpang saya sebentar, lalu kembali bekerja””.
Pemimpin dan pebisnis Willianm Diehl menceritakan kisah yang menginspirasi ini untuk mengajukan suatu poin penting. Ia menulis, “Jika kaum awam tidak bisa menemukan makna rohani apapun dalam pekerjaan mereka, mereka dikutuk untuk menjalani suatu kehidupan ganda kudus, tidak mengaitkan apa yang mereka lakukan pada hari minggu pagi dengan apa yang mereka lakukan pada sisa minggu itu. Mereka perlu menemukan bahwa tindakan tindakan dalam kehidupan sehari hari itu sendiri adalah rohani, dan memampukan orang untuk menyentuh Allah di dalam dunia, Allah yang tidak jauh daripadanya. Kerohanian seperti itu akan mengatakan, pekerjaan adalah doamu”.
Jadi, bagaimana kita mengaitkan apa yang kita lakukan pada hari minggu pagi dengan apa yang kita lakukan pada sisa minggu itu?, bagimana kita bisa menyentuh Allah di dalam dunia melalui pekerjaan kita?, Diehl menjawab bahwa cara pertama untuk memastikan bahwa anda melayani Allah dalam pekerjaan anda adalah bekerja dengan kompeten.
“Ketika penerbangan 811 United Airlines mengalami masalah, karunia terbesar dari Kapten Cronin bagi para penumpang pesawatnya adalah pengalaman dan penilaiannya yang cemerlang. Pada saat saat yang berbahaya itu, tidak penting bagi para penumpang bagaimana Kapten Cronin berelasi dengan rekan rekan kerjanya atau bagaimana ia mengkomunikasikan imannya kepada sesama. Isu yang penting di sini adalah: apakah ia cukup kompeten sebagai pilot untuk membawa pesawat yang rusak berat itu dapat mendarat dengan selamat. Melalui pekerjaan kita, kita bisa menyentuh Allah dalam berbagai cara, tetapi jika panggilan kepada orang Kristen adalah untuk berpartisipasi dalam proses kreatif Allah yang berkesinambungan, fondasi dari pelayanan kita haruslah kompetensi. Kita harus menggunakan talenta talenta kita sekompeten mungkin. Kompetensi adalah suatu nilai dasar. Ini bukanlah suatu alat untuk mencapai tujuan lain, seperti kekayaan dan posisi, walaupun hasil yang seperti itu mungkin saja terjadi”.

Aplikasi dari tulisan ini bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan kompeten adalah suatu bentuk kasih – banyak. Mereka yang memahami pengertian pengerjaan ini masih akan menginginkan kesuksesan tetapi tidak akan terlalu terdorong untuk bekerja berlebihan atau menjadi terlalu sedih pada masa masa dimana hasilnya buruk. Jika benar, maka jika anda harus memilih antara pekerjaan yang memberi manfaat kepada banyak orang dan pekerjaan yang memberi anda bayaran yang lebih tinggi, anda perlu mempertimbangkan dengan lebih serius pekerjaan yang bayarannya yang lebih rendah dan lebih banyak menolong orang, terutama jika anda bisa melakukannya dengan hebat. Itu artinya semua pekerjaan, bukan hanya yang disebut profesi profesi penolong, secara mendasar adalah cara cara untuk mengasihi sesama anda. Jadi orang Kristen tidak harus melakukan pelayanan secara langsung atau pekerjaan amal nirlaba untuk bisa mengasihi sesama melalui pekerjaan mereka.

0 Response to "Pandangan Baru Tentang “Kompetensi” Dalam Pekerjaan Part 1"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label