Cinta Berdasarkan Prinsip Part 1

Cinta Berdasarkan Prinsip Part 1

Apa yang anda lakukan ketika anda sudah menemukan orang yang tepat untuk anda nikahi?, persahabatan baik, tetapi bagaimana anda melanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi dari persahabatan?, bagaimana anda bisa mengenal orang istimewa ini dengan lebih baik?
Walaupun masih sangat jauh bagi anda untuk menanyakan pertanyaan pertanyaan mengenai seseorang yang khusus atau suatu hubungan yang serius, sangatlah membantu jika anda memikirkan langkah langkah antara persahabatan dan pernikahan. Walaupun focus utama dari bagian ini adalah mengenai menikmati masa lajang dan menantikan saat untuk menjalin hubungan cinta sampai anda siap untuk menikah, saya berharap dapat memberikan kepada anda suatu garis besar tentang bagaimana suatu hubungan yang memuliakan Allah dapat berkembang.
Alkitab tidak menyediakan program yang cocok untuk kita semua, kehidupan kita terlalu berbeda, keadaan keadaan kita terlalu unik, dan Allah kita terlalu kreatif untuk memiliki hanya satu rumusan untuk hubungan cinta. Berbagai cara dimana Allah mempersatukan pria pria dan wanita wanita seperti bentuk kepingan salju yang unik, tidak pernah sama persis. Tetapi sama seperti salah satu kepingan salju hanya terbentuk pada suatu suhu dan pada hujan tertentu, percintaan yang memuliaan Allah hanya dapat terbentuk ketika kita mengikuti pola pola dan prinsip prinsip yang ditetapkan oleh Allah.
“Bagaimana Anda menyebutnya?”
Banyak orang yang saya temui menginginkan sebuah nama untuk prinsip prinsip ini. Jika anda tidak berkencan. Lalu apa yang anda lakukan?. Jujur saja, saya tidak terlalu peduli dengan istilah apa yang orang lain sebutkan mengenai keyakinan saya. Kadang kala ketika saya menjelaskan kepada orang orang bagaimana saya menginginkan suatu hubungan yang akan datang berkembang, mereka akan berkata, itu artinya berkencan. Atau itu berpacaran, apa yang saya harap anda lihat adalah bahwa bersikap taat kepada Allah dan memperhatikan orang lain dengan tulus jauh lebih penting daripada apakah kita menggunakan istilah berkencan atau berpacaran.
Saya menyukai istilah berpacaran. Tentu saja sepertinya kuno, tetapi hal ini penuh dengan romantika dan kesopanan. Saya menggunakan kata ini bukan untuk menjelaskan serangkaian peraturan, tetapi untuk menjelaskan masa istimewa dalam suatu hubungan percintaan dimana seorang pria dan wanita mempertimbangkan secara serius kemungkinan untuk menikah. Saya rasa ada manfaatnya jika kita bisa membedakan antara hubungan cinta yang tidak terarah, yang telah saya tinggalkan, dan hubungan cinta yang bertujuan menuju pernikahan. Tetapi fakta bahwa saya menggunakan kata berpacaran tidak membuat saya lebih baik daripada orang yang tidak menggunakan kata itu.
Sebaiknya kita tidak memperdebatkan kata kata sehingga mengalihkan dari apa sesungguhnya hal hal penting dalam suatu hubungan. Berkencan versus berpacaran bukan intina. Saya mengenal orang orang yang berpacaran tetapi hidupnya jahat dan orang orang yang berkencan yang dituntun oleh integritas dan kesucian. Istilah istilah yang mereka gunakan untuk menjelaskan hubungan mereka tidak berarti apa apa bagi diri mereka, yang berarti adalah cara mereka menjalaninya. Istilah tidak akan mengungkapkan diri kita, tetapi hidup kitalah yang akan mengungkapkan istilah istilah yang kita gunakan.
Sekarang ini banyak orang Kristen dikecewakan karena hubungan cinta. Kita sangat merindukan hal yang lebih baik. Tetapi, sesuatu yang lebih baik yang kita nantikan tidak akan datang dengan menempatkan sebuah nama baru pada sikap sikap lama. Kita harus berubah, kita memerlukan sikap baru, nilai nilai yang dibentuk oleh Firman Tuhan dan suatu pandangan yang berpusat pada Allah mengenai hubungan cinta.
Dalam bagian ini, saya ingin merangkum suatu pola baru untuk hubungan hubungan yang dapat membantu kita menghindari masalah yang sering kali terjadi dalam hubungan masa kini. Masa masa yang saya ajukan bukanlah suatu rumusan ajaib untuk hubungan yang sempurna, dan bukan juga satu satunya cara untuk mengembangkan hubungan cinta. Tetapi saya rasa hal hal tersebut dapat membantu kita mengembangkan hubungan cinta yang berkenan pada Allah. Tingkatan tingkatan tersebut adalah:
1. Persahabatan biasa
2. Persahabatan yang lebih mendalam
3. Berpacaran: keintiman yang berintegritas menuju suatu tujuan
4. Pertunangan.
Marilah kita mempelajari tingkatan tingkatan tersebut dan beberapa prinsip yang dapat menuntun kita melewati setiap tingkatan tersebut:
1. Persahabatan biasa.
Ketika anda mengenal seseorang, penting untuk mengingat apa yang sebut sebagai tanggung jawab relasional anda. Izinkan saya menjelaskannya. Bayangkan anda berada dalam sebuah mobil di sebuah jalan padang pasir yang sepi. Tak seorangpun yang terlihat dan jalan yang mulus membentang sejauh mata memandang. Anda tahu bahwa kendaraan anda dapat melaju cepat, anda hanya tidak mengetahui seberapa cepat. Tetapi anda ingin mengetahuinya. Tidak ada seorangpun yang akan melihat anda. Mengapa tidak dicoba?, anda memindahkan gigi perseneling anda dan mulai ngebut.
Sekarang bayangkan anda berada di dalam mobil lagi, tetapi kali ini seorang teman baik duduk di bangku penumpang. Dan bukan berada di sebuah jalan padang pasir, anda berada di sebuah pusat kota besar, dikelilingi oleh mobil mobil lain dan para pejalan kaki. Kemudian dari sudut mata anda, anda melihat sebuah mobil polisi. Anda bahkan tidak berpikir untuk mempercepat laju kendaraan anda. Anda berjalan lambat dan hati hati di pinggir jalan.
Apa perbedaan antara dua scenario tersebut?, perbedaannya adalah bahwa pada yang pertama, anda adalah seorang yang terisolasi, yang hanya perlu menjaga diri anda sendiri. Tetapi scenario kedua menempatkan anda di dalam hubungan dengan orang lain. Bukannya sendirian. Anda memiliki tanggung jawab. Jika anda mencelakakan mobil, anda memiliki tanggung jawab terhadap nyawa orang yang duduk di samping anda. Kecerobohan anda juga membahayakan para pengendara sepeda motor di sekitar mobil anda. Dan akhirnya, kehadiran polisi mengingatkan anda akan peraturan peraturan lalu lintas yang harus anda taati. Anda menyetir dengan lambat.
Prinsip yang sama berlaku dalam hubungan cinta, jika anda memulai dengan hanya memikirkan diri sendiri, apakah orang ini akan menyukai saya?, apakah ia akan menjadi suami atau istri yang baik bagi saya?, anda akan terlalu terburu buru memasuki suatu hubungan dan mungkin melindas orang orang di sepanjang jalan. Tetapi jika anda mengingat bahwa tindakan tindakan anda mempenaruhi orang lain, anda akan memiliki ketetapan hati untuk melanjutkan hubungan dengan hati hati dan waspada.
Setiap kali anda merasa tertarik pada seseorang, ingatlah bahwa anda terlibat 3 jenis hubungan – hubungan anda dengan orang yang menarik perhatian anda, hubungan anda dengan orang orang di sekeliling anda, dan yang lebih penting adalah hubungan anda dengan Allah. Anda memiliki tanggung jawab terhadap masing masing hubungan tersebut.
“Berbicara pada diri sendiri”
Saya berusaha untuk mengingat ke 3 tanggung jawab relasional (saling berkaitan) ini ketika saya pertama kali mengenal seorang gadis dan kemungkinan menemukan diri saya tertarik padanya. Pada tahap awal, saya mengalami kesulitan untuk tetap berpikir jernih. Saya harus segera mengingat diri saya mengenai tanggung jawab saya. Biasanya pada akhirnya saya akan mengadakan percakapan dengan diri saya sendiri yang kira kira seperti ini:
Josh, bagaimana hubunganmu dengan gadis ini?
Gadis ini adalah seorang saudari di dalam Kristus dimana aku diperintahkan untuk memperlakukannya dengan kesucian yang mutlak
Tepat sekali, ia bukan sekedar cantik atau seorang istri yang potensial
Tidak, ia adalah Anak Allah. Allah memiliki rencana buat dia. Allah sedang membentuk dan merancangnya menjadi pribadi yang istimewa.
Jadi, apa tanggung jawabmu terhadap dia?
Tanggung jawabku adalah untuk memastikan aku tidak masuk ke wilayah dimana Allah bekerja. Aku seharusnya mendukungnya untuk tetap berfokus diri dan bergantung pada Allah.
Oke, baik, sekarang kepada siapa tanggung jawab kedua?
Tanggung jawabku yang kedua adalah kepada orang orang di sekitarku
Contohnya?
Seperti orang orang di Gereja, orang orang Non Kristen yang mungkin mengamati hubungan kami, dan bahka adik adikku yang memperhatikan bagaimana aku berhubungan dengan gadis gadis.
Mengapa engkau perlu memperdulikan apa yang mereka pikirkan?
Aku memiliki suatu tanggung jawab untuk mempertahankan kesatuan kelompok di Gereja ini, aku memiliki tanggung jawab untuk memberikan teladan Kasih Yesus kepada orang orang di luar, dan aku memiliki tanggung jawab untuk menetapkan suatu teladan bagi orang orang percaya lainnya.
Dan tanggung jawab utamamu adalah kepada Allah, benarkah?
Ya, tepat sekali. Aku bertanggung jawab untuk mempertahankan kesucianku dan melayani orang lain sebagaimana yang dilakukan Kristus dan mengasihi sesama seperti aku mengasihi diriku sendiri.
Pertanyaan pertanyaan seperti ini bisa menolong kita mendapatkan perspektif yang lebih baik mulai dari awalnya dan dapat menentukan apakah suatu hubungan itu akan menghormati Tuhan atau hanya sekedar untuk memuaskan diri sendiri. Untuk mengatasi pola pola yang merusak di dalam hubungan, kita perlu berhenti melihat diri kita sendiri sebagai pusat alam semesta, dimana orang lain berputar putar mengelilingi keinginan kita. Sebelum kita memulai suatu hubungan, kita perlu menenangkan diri kita sendiri terlebih dahulu dengan melihat tanggung jawab hubungan kita.

2. Persahabatan yang lebih mendalam
Sekarang sebagian besar orang menganggap bahwa jika anda mengenal seseorang dan tertarik kepadanya. Anda harus masuk ke dalam hubungan cinta, memberi tahu orang itu bahwa anda tertarik padanya, mengajaknya keluar dan membina hubungan itu. Tetapi hal ini bukan yang terbaik bagi hubungan jangka panjang.
Pada suatu musim panas, adik perempuan saya yang berusia 4 tahun sangat senang karena untuk pertama kalinya meluhat bunga bunga tumbuh dari tanah sehingga ia mencabut segenggam kuncul yang belum terbuka dan dengan bangga memberikannya kepada ibu saya. Ibu saya kecewa karena ketidaksabaran adik saya. Engkau memetiknya terlalu dini, kata ibu. Bunga bunga ini akan jauh lebih cantik jika dibiarkan mekar.
Sering kali kita merasa bersalah karena ketidaksabaran yang sama di dalam hubungan kita. Bukannya menunggu sampai persahabatan benar benar mekar, kita terburu buru memasuki hubungan cinta. Ketidaksabaran kita bukan hanya mengorbankan keindahan persahabatan sebagai kaum lajang, hal itu juga menempatkan pernikahan kita kelak pada tanah yang tidak rata. Pernikahan yang kukuh dibangun di atas fondasi yang kuat dari saling menghormati, saling menghargai dan persahabatan.
Ketika anda mendapati diri anda tertarik pada seseorang, maka membangun suatu persahabatan yang lebih mendalam perlu menjadi prioritas utama kita, terlalu sering kita percaya bahwa hubungan dalam suatu hubungan romantic dan eksklusif akan membuat kita secara otomatis lebih dekat dan saling mengenal dengan lebih baik. Tetapi hal itu tidak selalu terjadi. Walaupun hubungan cinta bisa menjadi suatu tingkat hubungan yang lebih menyenangkan, hal itu juga dapat membantu perkembangan khayalan dan bercinta cintaan, mengaburkan karakter yang sesungguhnya dari masing masing orang yang terlibat. Ingatlah, segera setelah kita melepaskan ikatan emosi kita dalam hubungan cinta, objektivitas kita mulai menghilang. Karena alasan ini, kita perlu berfokus pada mengembangkan suatu persahabatan yang lebih dekat dengan seorang pasangan yang potensial sebelum masuk ke dalam hubungan percintaan.
“Kegiatan kegiatan dalam persahabatan yang mendalam”.
Prioritas utama bagi seorang pemuda dan pemudi adalah untuk saling mengenal lebih baik sebagai individu. Untuk mendapatkan pandangan yang akurat, dan tidak memihak mengenai sifat masing masing. Bagaimana anda dapat melakukan hal ini?. Pertama tama, jangan meninggalkan semua rutinitas anda untuk menghabiskan waktu bersama sama, tetapi carilah kesempatan untuk saling melibatkan diri dalam kehidupan nyata anda. Temukan kegiatan yang menarik anda berdia ke dalam dunia lain anda masing masing, yaitu keluarga, teman teman, dan pekerjaan dan juga bidang pelayanan.
Bagi teman saya, Jason, mahasiswa jurusan bahasa spayol, hal ini berarti mengundang shelly, seorang gadis yang telah menjadi sahabatnya di Gereja untuk mengunjungi Gereja spayol, dimana ia membantu sebagai penerjemah sekali dalam sebulan. Kegiatan ini memberikan pandangan sekilas kepada shelly mengenai cinta Jason terhadap bahasa spanyol dan kepada orang orang keturunan spanyol. Di lain waktu, shelly meminta Jason untuk membantunya mengajar sekolah minggu untuk anak anak SD kelas lima. Walaupun mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam kelompok selama menjalankan kedua aktivitas di atas, Jason dan shelly bisa menemukan lebih banyak hal tentang diri pasangan mereka sehingga mereka dapat memperdalam persahabatan mereka.
“Hal Hal yang perlu dihindari”.
Ketika persahabatan anda berkembang, hindari untuk mengatakan atau melakukan hal hal yang mengekspresikan cinta yang romantic. Konteks dari suatu persahabatan yang mendalam bukanlah membicarakan tentang masa depan anda bersama sama, ini adalah waktu untuk saling mengenal, melayani Tuhan bersama sama di Gereja, dan mendengarkan tuntunan Allah. Jangan mengambil apapun dengan bercinta cintaan atau memberikan isyarat mengenai perasaan cinta. Dan jangan mendukung teman teman anda untuk membicarakan tentang anda berdua atau memperlakukan anda berdua sebagai pasangan kekasih. Jika teman teman anda melakukan hal ini, undanglah orang lain untuk bergabung bersama anda melakukan hal ini, undanglah orang lain untuk bergabung bersama anda berdua dalam kegiatan anda sehingga anda tidak dipasangkan lagi.
Diperlukan kesabaran dan pengendalian diri untuk tidak mengungkapkan perasaan anda terlalu dini, tetapi hal itu layak dilakukan. Kusumpahi kamu, putri putri Yerusalem, mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya?, tulis seorang gadis di dalam Kitab Kidung Agung (8:4). The Wycliffe Bible Commentary mengatakan, Cinta sebaiknya tidak digerakkan sebelum saatnya tepat, karena hubungan cinta, jika tidak dijaga dengan hati hati dapat menyebabkan dukacita dan bukannya kesukaan besar yang dibawa ke dalam hati manusia.
Amsal 29:20, Kaulihat orang yang cepat dengan kata katanya, harapan lebih banyak bagi orang bebal daripada bagi orang itu. Jangan bodoh dalam memelihara hubungan anda dengan berbicara terlalu cepat. Jika sedang mengejar suatu persahabatan yang lebih mendalam, sahabat anda itu lebih mengetahui bahwa anda tertarik padanya, dan anda tidak dapat menghindari hal ini. Tetapi dengan mengekspresikan perasaan perasaan ini dalam kata kata sering kali membangkitkan cinta sebelum saatnya tepat.
Jika anda sungguh sungguh memikirkan hal ini, kebutuhan untuk menumpahkan perasaan anda biasanya dimotivasi oleh keegoisan, bukan oleh suatu kerinduan untuk memajukan kehidupan orang lain. Kita ingin mengetahui apakah perasaan kita mendapat balasan, dan kita tidak tahan ingin mengetahui perasaan orang itu. Keegoisan seperti ini berpotensi bukan saja menghancurkan awal yang manis dari suatu hubungan, tetapi juga dapat membuat kita merasa seperti orang bodoh di kemudian hari ketika perasaan kita berubah. Anda tidak akan pernah menyesali keputusan untuk menunggu mengungkapkan perasaan anda.
“Perhatikan, nantikan, dan berdoalah sebelum bergerak melampaui persahabatan”.
Salah satu saat yang paling membingungkan dalam suatu hubungan akan tiba ketika, baik pemuda maupun pemudi menanyakan apakah mereka akan melangkah melampaui persahabatan. Waktu yang tepat untuk memperdalam hubungan adalah variasi, tetapi kita dapat mengambil manfaat dari bersikap sabar. Selalu bijaksana untuk mengambil waktu tambahan untuk mengenal orang lain dengan lebih baik sebagai seorang sahabat dan untuk mencari tuntunan Allah.
Jika anda condong ingin memperdalam suatu hubungan dengan seseorang yang istimewa, nantikanlah Allah melalui doa. Mintalah nasehat dari orang orang Kristen yang lebih tua dan dapat dipercaya. Idealnya, orang orang tersebut seharusnya termasuk orang tua anda, seorang penasehat Kristen, dan teman teman Kristen lainnya yang dapat dipercaya. Mintalah orang orang tersebut untuk mendoakan anda mengenai orang yang anda sukai. Undanglah mereka untuk menjaga agar anda tetap bertanggung jawab dalam hubungan ini dan menunjukkan tempat tempat gelap di dalam diri anda dan orang yang anda sukai.
“Pertanyaan untuk ditanyakan”.
Selama waktu memperhatikan dan menunggu, pemuda maupun pemudi ini perlu menanyakan kepada diri mereka masing masing pertanyaan pertanyaan berat seperti, berdasarkan karakter yang telah saya amati di dalam persahabatan kami, akankah saya mempertimbangkan untuk menikah dengan orang ini?, apakah saya siap untuk melanjutkan hubungan ini melampaui persahabatan untuk mengejar pernikahan?
Jelaslah bahwa pertanyaan di atas sangat serius. Sebagian besar masalah dalam hubungan percintaan adalah akibat dari orang orang yang terlalu menganggap remeh pertanyaan seperti itu. Akibatnya, orang orang berkencan dengan mereka yang tidak pernah mempertimbangkan tentang pernikahan dan mengejar hubungan percintaan hanya untuk kesenangan, bukan karena mereka siap untuk membuat komitmen. Kita dapat menghindari masalah masalah yang diakibatkan oleh mentalitas berkencan tersebut hanya dengan menantikan Allah dan menolak untuk mengejar percintaan sampai kita harus maju dari lampu hijau kita.
“Lampu Hijau 1: Firman Allah”.
Berdasarkan Firman Allah, apakah pernikahan tepat bagi anda dan orang yang anda sukai?, Allah menetapkan pernikahan, tetapi Ia juga menciptakan batasan batasan di sekelilingnya. Contohnya, jika orang yang sedang anda pikirkan bukan orang Kristen atau memiliki iman yang dipertanyakan, berhentilah di jalur anda. Firman Tuhan juga memperingatkan bahwa beberapa pelayanan lebih baik dilakukan oleh para lajang, mungkin kebenaran ini berlaku bagi rencana Allah dalam kehidupan anda. Sebelum melanjutkan dalam suatu hubungan, carilah tuntutan Allah melalui FirmanNya yang tertulis.
“Lampu Hijau 2: Anda siap untuk pernikahan”.
Apakah anda memiliki pandangan yang seimbang dan realistis mengenai kehidupan pernikahan yang kita bicarakan?, apakah anda menyadari dan siap untuk memikul tanggung jawab sebagai suami dan istri?, apakah anda telah mencapai tingkat kematangan rohani dan stabilitas emosional sebagai seorang lajang yang menjamin anda melangkah ke dalam suatu komitmen seumur hidup?, apakah anda siap secara financial?, anda perlu menjawab pertanyaan tersebut dengan jujur sebelum melanjutkan suatu hubungan.
“Lampu Hijau 3: Persetujuan dan dukungan dari orang tua anda (atau wali, penasehat Kristen, dan teman teman Kristen)

Jika anda merasa siap untuk suatu pernikahan, tetapi tidak ada orang lain yang mengenal dan mengasihi anda mau menyetujuinya, anda mungkin perlu mempertimbangkannya kembali. Anda menginginkan hikmat dan sudut pandang mereka yang mengasihi anda dan dapat menilai anda secara objektif. Hal ini tidak untuk mengatakan bahwa orang tua atau penasehat lainnya tidak pernah salah, tetapi tidak seharusnya kita melangkah lebih lanjut tanpa persetujuan dan restu dari mereka.

0 Response to "Cinta Berdasarkan Prinsip Part 1"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label