Pekerjaan Sebagai Tindakan Cinta Dan Kasih Sayang

Pekerjaan Sebagai Tindakan Cinta Dan Kasih Sayang
Cara pandang yang paling revolusioner ini memberi semua jenis pekerjaan suatu tujuan yang sama dan tinggi: memuliakan Allah dengan mengasihi sesama dan melayani mereka melalui pekerjaan anda.
Penulis Dorothy Sayers menceritakan bagaimana banyak orang orang Inggris tersandung pada pemahaman kerja semacam ini pada masa masa gelap Perang Dunia II:
“Kebiasaan berpikir tentang pekerjaan sebagai sesuatu yang dilakukan orang untuk menghasilkan uang sudah begitu tertanam di dalam diri kita sehingga kita hampir tidak bisa membayangkan betapa revolusionernya perubahan yang terjadi jika kita memikirkannya dalam pengertian pekerjaan yang dilakukan itu sendiri. Saya yakin ada suatu doktrin Kristen tentang pekerjaan, sangat terkait dengan doktrin doktrin energy kreatif Allah dan gambaran Ilahi dalam diri manusia. Ajaran bidat modern yang hakiki adalah pekerjaan bukan ekspresi dari energy kreatif manusia dalam pelayanan terhadap masyarakat, tetapi hanya sesuatu yang dikerjakan seseorang untuk memperoleh uang dan kesenangan belaka”.
Kemudian, ia menjelaskan apa yang terjadi sebagai akibatnya: “Para dokter mempraktikkan ilmunya bukan terutama untuk meredakan penderitaan, tetapi untuk mencari nafkah – penyembuhan bagi pasien adalah sesuatu yang terjadi dalam proses itu. Para pengacara menerima dokumen berisikan fakta fakta hukum bukan karena mereka memiliki hasrat akan keadilan, tetapi karena hukum adalah suatu profesi yang memampukan mereka untuk hidup”. Tetapi selama perang banyak orang ditarik masuk ke dalam dunia ketentaraan dan menemukan suatu kepuasan yang baru dan mengejutkan dari pekerjaan mereka. “Alasan mengapa orang orang sering mendapati diri mereka bahagia dan puas dalam ketentaraan adalah karena untuk pertama kalinya dalam hidupnya mereka menemukan diri mereka melakukan sesuatu, bukan karena bayarannya, yang sangat kecil, tetapi demi menyelesaikan sesuatu”.
Sayers berbicara tentang masa perang di Inggris Raya, dimana setiap orang tahu bahwa pekerjaan mereka berkontribusi terhadap ketahanan Negara mereka. Tetapi penulis DeKoster dengan sangat bagus menunjukkan betapa tak tergantikannya pekerjaan bagi kehidupan manusia di segala waktu dan tempat:
“Pekerjaan adalah suatu bentuk dimana kita membuat diri kita berguna bagi sesama, dimana sesama menjadikan diri mereka berguna bagi kita. Kita menanam dengan pekerjaan kita, Allah memberi pertumbuhan untuk mempersatukan umat manusia……………Lihatlah kursi tempat duduk anda… bisakah anda membuatnya sendiri?.... bagaimana anda akan memperoleh, katakana saja, kayunya?, pergi dan menebang sebatang pohon?. Tetapi itu hanya bisa dilakukan setelah pertama tama membuat alat untuk itu, dan merakit sejenis kendaraan untuk mengangkut kayunya, dan membangun suatu pabrik untuk mengolah kayunya dan membangun jalanan untuk membawanya dari satu tempat ke tempat lain. Pendeknya, habislah satu atau dua masa hidup hanya untuk membuat sebuah kursi!....... jika kita bekerja bukan lagi selama 40 jam tetapi 140 jam per minggu kita tidak bisa sendirian menciptakan dari nol bahkan sepersekian dari semua barang barang dan jasa jasa yang kita sebut milik kita……. Gaji anda ternyata dapat memberlikan sesuatu yang lebih banyak bagi kita daripada apa yang bisa kita buat sendiri dalam jangka waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh gaji itu… pekerjaan…..memberikan jauh lebih banyak hasil atas usaha kita daripada pekerjaan kita secara khusus saja…. Bayangkan bahwa semua orang berhenti bekerja, sekarang juga!. Apa yang akan terjadi?, kehidupan beradab dengan cepat hancur dan menghilang. Makanan lenyap dari rak di toko toko, bensin mengering di pompa pompa bensin, jalanan tidak lagi dipatroli, dan kebakaran menyala sampai padam sendiri. Jasa komunikasi dan transportasi berhenti, air dan listrik mati. mereka yang bisa bertahan hidup segera berdesak desakan di sekeliling api unggun, tidur di gua gua, berpakaian kulit hewan. Perbedaan antara hutan belantara dan peradaban sederhana saja. Pekerjaan!”.
Mungkin tidak ada cara yang lebih baik untuk mengasihi sesama anda, entah dalam membuat bukti pelanggaran lalu lintas, menciptakan perangkat lunak, atau menulis buku, daripada mengerjakan pekerjaan anda saja. Tetapi hanya pekerjaan yang terampil dan kompeten yang berguna.

By Timothy Keller

0 Response to "Pekerjaan Sebagai Tindakan Cinta Dan Kasih Sayang"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label