Bahaya Pilihan Dalam Pekerjaan Part 2

Bahaya Pilihan Dalam Pekerjaan Part 2
Ketiga, jika mungkin, kita bukan hanya ingin menghasilkan manfaat bagi keluarga kita, manfaat bagi komunitas manusia, dan manfaat bagi diri sendiri, tetapi kita juga ingin memberi manfaat kepada bidang kerja kita sendiri.
Dalam Kejadian 1 dan 2, kita melihat bahwa Allah bukan hanya membudidayakan ciptaanNya, tetapi Dia menciptakan lebih banyak pembudidaya. Demikian pula, tujuan kita seharusnya tidak hanya untuk melakukan pekerjaan, tetapi meningkatkan kapasitas umat manusia untuk membudidayakan dunia ciptaan.
Berkontribusi terhadap disiplin ilmu anda adalah suatu tujuan yang layak diupayakan, jika mungkin, menunjukkan suatu cara yang lebih baik, lebih adil, lebih terampil, lebih mempermuliakan untuk melakukan apa yang anda kerjakan.
Dorothy Sayers mengerjakan poin ini dalam esainya yang terkenal “Why Work?”. Ia mengakui bahwa kita harus bekerja bagi “kebaikan bersama” dan “bagi sesama” (seperti yang telah kita bahas sebelumnya), tetapi ia tidak ingin kita berhenti hanya di situ. Ia berkata bahwa pekerja harus “melayani pekerjaan itu”…
“Slogan masa kini adalah semua orang wajib melayani komunitas, tetapi pada kenyataannya, ada suatu paradox tentang bekerja untuk melayani komunitas, dan inilah paradox itu, memiliki tujuan langsung untuk melayani komunitas sama dengan memalsukan pekerjaan. Ada alasan yang sangat bagus untuk ini: Pada saat anda hanya berpikir untuk melayani sesama, anda mulai memiliki suatu pemikiran bahwa orang lain berhutang kepada anda untuk jerih payah anda. Anda mulai berpikir bahwa anda memiliki klaim terhadap komunitas. Anda akan mulai melakukan tawar menawar upahnya, mencari cari pujian, dan memendam dendam jika anda tidak dihargai. Tetapi jika pikiran anda ditetapkan untuk melayani pekerjaan, maka anda tahu bahwa anda tidak mengharapkan apapun, satu satunya upah yang bisa diberikan oleh pekerjaan itu bagi anda adalah kepuasan memandang kesempurnaannya. Pekerjaan itu akan menuntut segalanya dan tidak membalas dengan cara lain kecuali dirinya sendiri, dan melayani pekerjaan adalah suatu upaya yang merupakan kasih yang murni. Satu satunya cara yang tulus untuk melayani komunitas adalah benar benar bersimpati dengan komunitas, diri kita sendiri menjadi bagian dari komunitas itu dan kemudian masuk melayani pekerjaan itu. Pekerjaan itulah yang melayani komunitas, urusan si pekerja adalah melayani pekerjaan itu”.
Poin Sayers sangat beralasan dan jarang dianjurkan atau dipahami. Adalah mungkin untuk membayangkan diri anda “melayani komunitas” karena apa yang anda lakukan itu populer, setidaknya untuk suatu masa tertentu. Namun anda mungkin tidak lagi melayani komunitas, anda mungkin memanfaatkannya karena anda merasa senang atas pujian pujian yang dihasilkannya bagi anda. Tetapi jika anda melakukan pekerjaan anda dengan sebegitu baiknya dan karena anugerah Allah pekerjaan itu menolong sesama yang tidak akan pernah bisa berterima kasih kepada anda, atau menolong mereka yang menggantikan anda untuk melakukannya dengan lebih baik, maka anda tahu bahwa anda “melayani pekerjaan”, dan benar benar mengasihi sesama anda.

By Timothy Keller

0 Response to "Bahaya Pilihan Dalam Pekerjaan Part 2"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label