Petunjuk Baru Bagi Pekerjaan Part 1: Bagi Pegawai/Staff/Karyawan

Petunjuk Baru Bagi Pekerjaan Part 1: Bagi Pegawai/Staff/Karyawan

6:5 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, 6:6 jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, 6:7 dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. 6:8 Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat p  sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. 6:9 Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka. [Efesus 6:5-9]
Pertama, para pekerja diajar untuk bekerja sepenuh hati (“dengan tulus hati”, ay.5). mereka tidak boleh hanya mengerjakan pekerjaan minimum yang diperlukan untuk menghindari hukuman; mereka tidak boleh hanya bekerja keras ketika penyelia mereka bisa mengamati mereka, mereka juga tidak boleh bekerja keras tanpa berpikir atau tidak memusatkan perhatian. Sebaliknya, orang orang Kristen harus terlibat sepenuhnya dengan pekerjaan mereka sebagai pribadi yang utuh, memberikan pikiran, hati, tubuh mereka sepenuhnya untuk melakukan sebaik mungkin tugas yang ada di tangan mereka. Mengapa?
Para pekerja Kristen bisa berpikir dan bekerja seperti ini karena memiliki motif baru bagi pekerjaan mereka. Mereka bekerja “Seperti orang orang yang melayani Tuhan” (ay.5). jadi, karena mereka memiliki imbalan yang tak terbayangkan dalam Kristus (ay.8), pekerjaan mereka tidak boleh terlalu terikat dengan jumlah imbalan (atau ketiadaan imbalan) yang mereka terima dari tuan tuan mereka. Suatu perikop pararel dengan itu berbunyi: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hambaNya” (Kol 3:23-24). Dalam bahasa Yunani sebelum kata “bagian” ada sebuah kata yang berarti “pasti”. Paulus berbicara tentang kebahagiaan dunia yang akan datang.
Jadi, orang orang Kristen telah dibebaskan untuk menikmati pekerjaan. Jika kita mulai bekerja seolah olah kita melayani Tuhan, kita akan dibebaskan baik dari bekerja secara berlebihan maupun kurang bekerja. Prospek akan uang maupun pujian, atau tanpa keduanya, tidak akan menjadi pertimbangan yang menentukan. Pekerja tidak lagi terutama menjadi keharusan yang menindas atau suatu jalan menuju martabat dan kepuasan diri. Ini adalah suatu cara untuk menyenangkan Allah dengan melakukan pekerjaanNya di dunia, demi namaNya.
Setelah para pekerja Kristen memahami prinsip ini, ada beberapa implikasi praktis.
Pertama, mereka harus melayani dengan “hormat dan takut” – suatu anak kalimat yang di satu sisi berarti sikap sopan dan penuh hormat (daripada menghina) dan di sisi lain dengan rendah hati bersikap percaya diri (daripada mengkerut atau bagaikan budak). Istilah kedua, “takut” mungkin berarti “takut akan Allah”.
Dalam Alkitab, ini tidak berarti meringkuk dengan gemetar ketakutan terhadap Allah. Perikop perikop seperti Mazmur 130:4 mengajarkan bahwa makin anda mengalami kemurahan dan pengampunan Allah, rasa takut akan Tuhan akan semakin meningkat dalam diri anda.
Rasa takut akan Allah yang sejati berarti hidup dalam kekaguman dan takjub, dan dalam kasih dan hormat yang sangat intens, sehingga anda takut untuk tidak menghormatiNya atau membuatNya berduka. Bayangkan di rumah anda ada seseorang yang anda hormati sepanjang hidup anda dan yang selama ini anda berpikir bahwa anda tidak akan pernah bisa bertemu dengan orang tersebut. Anda menghormati dan mengasihi orang itu berdasarkan reputasinya, jadi anda tidak akan bertingkah laku santai, anda akan berusaha keras memenuhi semua permintaan dan keinginan orang itu. Dan hal itu tidak akan terasa sebagai beban, tetapi suatu hak istimewa. Dengan cara inilah kita harus menganggap Allah berminat dengan pekerjaan kita. Pekerjaan harus dilakukan dengan sepenuh hati dan kekuatan, setrampil mungkin, dan seharusnya tidak terasa bagaikan suatu beban, tetapi suatu hak istimewa.
Kedua, orang orang Kristen harus bekerja dengan “tulus hati” yang secara harafiah artinya hati yang “tidak munafik”, suatu istilah yang berkonotasi baik itu focus maupun integritas. Ini artinya pekerjaan kita harus beretika, tidak curang, ataupun munafik dalam pengertian apapun.
Ketiga, kita harus bekerja “tidak hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang”, ini artinya kita tidak bekerja keras hanya saat diawasi, atau hanya sekedar mengerjakan apa yang perlu kita kerjakan saja.
Yang terakhir, kata “rela” dalam ayat 7, artinya orang orang Kristen harus bekerja dengan ceria dan penuh sukacita.

By Timothy Keller

0 Response to "Petunjuk Baru Bagi Pekerjaan Part 1: Bagi Pegawai/Staff/Karyawan"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label