Cara Memilih Teman Terbaik Part 2

Cara Memilih Teman Terbaik Part 2

3. TINGKAH LAKU MEREKA YANG DIPERKENAN
Dengan apa yang tampaknya bagaikan suatu pembalikan yang ironis. Yakobus kemudian mengingatkan para pembacanya bahwa orang orang kaya yang mereka perlakukan dengan sangat berbeda tersebut tidak selalu memperlakukan mereka dengan baik. “Bukankah justru orang orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan? Bukankah mereka menghujat Nama yang mulian, yang olehNya kamu menjadi milik Allah?” (ayat 6-7). Ini merupakan serangkaian pertanyaan serius yang pada gilirannya menyarankan beberapa refleksi yang serius. Bukankah benar bahwa persoalan umat Allah sebagian besar datang dari mereka yang kaya, berpengaruh dan dianggap penting?
Dalam Kisah Para Rasul 4, kita membaca tentang Petrus dan Yohanes yang dipenjara oleh “imam imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang orang saduki”, yakni, oleh mereka yang merupakan golongan yang memiliki hak istimewa atau menduduki posisi atas pada zaman mereka (ayat 1). Ini merupakan oposisi formal pertama terhadap para pengkhotbah mula mula, Injil dan terhadap Gereja, dan itu berasal dari orang orang penting.
Mereka menentang pemberitaan Injil mula mula itu karena membuat mereka tampak buruk dan dianggap sebagai suatu ancaman terhadap kedudukan mereka yang istimewa di Yerusalem.
Dalam Kisah Para Rasul 13, saat Paulus dan Barnabas berada di Antiokhia, Pisidia, kedua misionaris dianiaya oleh “perempuan perempuan terkemuka…dan pembesar pembesar di kota itu”, mungkin karena orang orang itu akan merasakan kehilangan paling banyak apabila timbul masalah di dalam kota. Mereka yang terkemuka bisa menjadi cukup kejam dalam menentang siapa saja yang mengancam kedudukan mereka. Dulu mereka demikian. Sekarang pun mereka demikian.
Dalam Kisah Para Rasul 19, sebagai akibat khotbah Paulus di Efesus, beberapa bisnis membuat berhala dewi artemis (Diana) yang dilakukan orang orang mulai mengalami kemunduran, dan mereka menjadi ribut. Tidakkah mereka percaya kepada kebebasan dalam beragama? Tentu saja! Kebebasan beragama biasanya disahkan selama tidak berdampak pada bisnis orang lain. Namun ketika bisnis memperoleh dampaknya, timbullah masalah, dan itulah yang terjadi di sini. Mereka yang kehilangan sesuatu menghasut orang orang Efesus dan menimbulkan huru hara, sehingga Paulus akhirnya harus meninggalkan kota itu.
“jadi”, tanya Yakobus, “mengapa kamu memberi perhatian khusus kepada orang orang seperti itu?, apakah kamu tidak sadar bahwa merekalah orang orang yang membuat kehidupan begitu sulit bagi saudara saudaramu, bukan saja di sini, di Yerusalem, tetapi juga di tempat tempat lain di dunia?”
Argument ini mungkin tidak mempengaruhi sebagian besar kita dengan cara yang sama sebagaimana yang dimaksudkan Yakobus untuk mempengaruhi orang orang Kristen pada zamannya. Kondisi sekarang mungkin agak berbeda, setidaknya yang tampak di permukaan. Akan tetapi, argument Yakobus seharusnya membuka pikiran kita terhadap apa yang Allah lakukan di antara orang orang yang kurang mampu di zaman kita dan bahkan harus menantang kita untuk bekerja di antara mereka agar banyak yang akan percaya kepada Yesus Kristus. Bukankah dalam perspektif Tuhan kita semua adalah miskin, kita semua kurang mampu, kita semua bukan siapa siapa yang hanya oleh kasih karuniaNya dapat menjadi seseorang yang berarti, dengan cara menanggapi Injil?, itulah tepatnya kita.
Jadi, kita, diantara semua orang lain, harus menjangkau mereka yang tidak berarti di mata dunia sehingga ketika Injil diberitakan kepada mereka dan mereka menanggapinya, mereka dapat menemukan makna dari diri mereka yang sejati di hadapan Allah.

Menangangi dosa.
Di seluruh bagian pasal ini, argument Yakobus bertambah kuat dan intens. Ia mengacu kepada Yesus Kristus dan teladanNya (ayat 1). Ia telah membicarakan tentang penilaian Allah terhadap orang miskin, yang bertentangan dengan cara berpikir kebanyakan orang tentang mereka (ayat 5). Selanjutnya ia mengingatkan kita bahwa penindasan terhadap orang miskin disebabkan, lebih sering daripada tidak, oleh orang kaya (ayat 6-7). Mulai ayat 8, ia bahkan berbicara lebih keras, dengan mengatakan bahwa favoritisme yang kita praktikkan tetapi kita anggap tidak penting, sebenarnya dosa yang sangat serius. Itu adalah dosa yang membawa ita menunju penghakiman.
“akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum yang utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu (yaitu hukum dari Imamat 19:18) menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran. Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab Ia yang mengatakan, jangan berzinah, ia mengatakan juga: jangan membunuh. Jadi, jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga” (ayat 8-11).
Yakobus mengutip perkataan, “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” dari Imamat 19:18, seperti yang saya tunjukkan. Namun, mungkin ia juga sedang berpikir tentang ajaran Yesus seperti tercatat dalam Matius 22. Yesus pernah ditanya tentang hukum yang terutama, dan Dia menjawab dengan meringkas hukum dalam 2 bagian. Pertama, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenao hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”. Kedua, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kata Yesus, “Pada kedua hukum inilah tergantung hukum Taurat dan kitab para nabi” (ayat 37-40).
Yakobus menambahkan bahwa jika anda melanggar hukum itu, dan anda melanggarnya apabila anda menunjukkan favoritisme karena dengan begitu anda tidak mengasihi sesama anda seperti diri anda sendiri, anda tidak saja melanggar hukum dan bersalah karenanya, tetapi anda juga telah melanggar seluruh hukum.
Apa yang harus anda lakukan jika anda berdosa?, orang Kristen mengetahui jawabannya. Pertama, anda harus mengakuinya sebagai dosa di hadapan Allah. Kedua, anda harus meminta ampun kepada Allah. Ketiga, anda harus berbalik dari dosa dan bertekad untuk pergi kea rah yang sama sekali berbeda. Sejauh menyangkut favoritisme, itu berarti anda harus mulai memperlakukan orang orang yang kurang beruntung dari dunia ini sebaik atau lebih baik dari perlakuan yang telah anda berikan kepada orang orang yang anda anggap penting.

PENGHAKIMAN DAN BELAS KASIHAN
Pada akhir bagian ini, Yakobus bicara tentang belas kasihan dan penghakiman: “Berkatalah dan berlakulah seperti orang orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang. Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman” (Yakobus 2:12-13).
Dalam ayat ayat ini ia mengingatkan kita bahwa ada penghakiman dan bahwa penghakiman akan jatuh atas orang orang yang melanggar hukum Allah. Dengan mengingat penghakiman yang akan datang, Yakobus mendesak kita untuk menguji ulang hubungan kita dengan sesama maupun dengan Allah. Tentu saja, Yakobus tidak mengajar keselamatan melalui perbuatan. Ia tidak mengatakan bahwa jika anda memelihara hukum ini dan hukum berikutnya lagi, anda akan diselamatkan oleh hukum. Ia mengajarkan demikian: jika anda menunjukkan favoritisme, pertimbangkan dengan cermat apa yang sedang anda lakukan, karena anda sedang melanggar hukum Allah, dan berhentilah melakukan hal itu. Dengan menyadari apa yang sedang anda lakukan, seharusnya hal ini membuat anda menguji kembali hubungan anda dengan Allah dan mulai berkelakukan berbeda. Anda akan berlaku berbeda jika anda adalah seorang Kristen.
Jika anda memiliki hubungan dengan Allah Bapa, sebagaimana seharusnya anda di dalam Yesus Kristus, sesuatu dari Roh Kristus yang keluar menuju mereka yang melarat, papa, miskin dan tidak berarti, harusnya ada di dalam anda, dan anda harus mendapati diri anda menunjukkan belas kasihan kepada mereka seperti Yesus. Beginilah seharusnya orang orang Kristen berperilaku dan bertindak. Sebab itu, jika anda tidak melakukan hal ini, anda harus menguji kembali diri anda untuk melihat apakah anda benar benar sudah diselamatkan.
Terkadang orang orang membaca surat Yakobus dan berkata, “Tidak ada injil dalam Kitab Yakobus”, martin luther adalah salah seorang yang mengatakannya. Oleh karena itu, ia menyebut surat Yakobus sebagai “surat yang sama sekali tidak bernilai”. Akan tetapi, tidaklah benar anggapan bahwa tidak ada Injil di dalam surat Yakobus.
Surat Yakobus adalah kitab yang praktis. Yakobus tidak menulis seperti Paulus dalam surat Roma atau surat surat lainnya. Untuk menyingkapkan dosa kita dan menjelaskan Allah terhadap dosa itu melalui kematian Kristus. Namun, Injil tetap ada dalam surat Yakobus. Yakobus telah berbicara tentang perlunya beriman kepada Yesus Kristus. Setelah itu, ia menambahkan kepada kita demikian, bahwa jika adalah orang orang percaya, setiap kita harus menjalankan kehidupan sesuai dengan pengakuan kita.
Itulah pokok dasar yang sebenarnya. Kita membaca Firman; kita mengenal ajarannya, kita bisa memberi ceramah tentang apa yang dikatakan doktrin. Namun, Yakobus bertanya, “apakah hidup anda sesuai dengan apa yang anda ajarkan, dan khususnya, apakah sesuai dengan pokok yang sangat penting ini: tentang memilih siapa yang akan menjadi teman teman anda”.

Siapakah teman teman anda? Seharusnya mereka adalah orang orang yang tidak memiliki teman, mereka yang tidak menarik perhatian dunia, mereka yang diabaikan jika bukan karena orang orang Kristen. Yesus menjangkau orang orang seperti itu. Anda juga harus menjangkau mereka dan melibatkan mereka demi Tuhan Yesus Kristus dan Injil.

0 Response to "Cara Memilih Teman Terbaik Part 2"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label