Memahami Krisis Keuangan Di Asia Dan Dunia Part 2

Memahami Krisis Keuangan Di Asia Dan Dunia Part 2

Apa yang menyebabkan Krisis di Asia?
Selama krisis terjadi, banyak orang di asia melihatnya sebagai gangguan pararel antara perekonomian negaranya dan kenyataan (takdir) dari kapal titanic yang tidak mungkin tenggelam, sebuah judul film bioskop yang sedang populer saat itu. Seperti kapal titanic, asia selama ini dianggap sebagai keajaiban bagi dunia. Para investor, baik dalam maupun luar negeri terlah berduyun duyun menuju wilayah yang memiliki harapan terbesar untuk pengembangan dan pengekploitasian kesempatan yang begitu berlimpah yang dapat ditemukan di sana.
Fenomena pertumbuhan ekonomi selama tahun 1980 an dan 1990 an menarik banyak dana, dan kepercayaan yang berlebihan ini telah meresap sedemikian rupa. Perusahaan perusahaan, menikmati kemudahan akses untuk pinjaman luar negeri, yang digunakan untuk investasi dalam negeri tersebut, sering kali kurang mencermatinya atau hanya melakukan due diligence yang sederhana (dangkal). Keyakinan berlebihan ini berlangsung selama beberapa tahun, didorong oleh kekakuan yang fenomenal dari keajaiban Asia.
Seperti yang terjadi pada kapal titanic, kebanyakan orang sedang mengadakan pesta ketika bencana melanda. Tiba tiba , asia menyadari apa yang sedang terjadi, kepanikan terjadi bercampur aduk dalam upaya untuk menyelamatkan diri masing masing. Bagi sebagian orang, ternyata semuanya sudah terlambat. Sedangkan yang lainnya meninggalkan Negara tersebut guna menyelamatkan diri sendiri atau pindah berinvestasi di tempat lain. Sedikit sekali di antaranya yang pintar, telah mengambil kesempatan dari kekacauan dimana orang orang di sekitarnya mulai tenggelam.
Krisis di asia saat ini secara umum telah dianggap berakhir. Beberapa komentator, secara nyata mengatakan awal tahun 1999 merupakan tahap awal pemulihan kembali ekonomi. Sejumlah Negara yang mengalami penderitaan berat mulai bangkit kembali menuju keajaibannya lagi, semua ini telah menyakinkan para investor dunia yang sebelumnya banyak mengalami kerugian pada periode tahun 1997-1998, mereka mulai melakukan investasi besar besaran lagi di wilayah ini, meskipun sistem yang tepat dan praktik bisnis belum sepenuhnya dilakukan.
Tentu saja, pada akhir masa krisis, masyarakat mulai memperhatikan langkah langkah untuk menghindari kejadian di masa lalu agar tidak terulang kembali. Usaha ini hanya efektif bila kita dapat memahami dengan baik tentang apa yang menjadi penyebab awal dari krisis tersebut. Krisis asia ini mempunyai akibat yang sangat bervariasi pada Negara Negara di asia timur. Di antaranya mulai mengalami penurunan kecil dalam kinerja makro ekonomi, sementara bagi yang lainnya, krisis tersebut telah mengubah seluruh landasan sosial ekonomi bangsa.
Jelas, wilayah ini memiliki keadaan alam yang heterogen, sebuah fakta yang tidak dihargai sebelumnya. Kebijakan konvensional menyakini bahwa, terutama tergantung pada tingkat pertumbuhan makro ekonomi yang mirip, terdapat kelompok bangsa yang homogeny, yang menganut model yang sama untuk pembangunan perekonomiannya dan terikat erat oleh kedekatan geografis dan keharmonisan sosial. Inilah alasannya mengapa perilaku “berkumpul” terjadi saat krisis melanda. Dengan memperhatikan jatuhnya mata uang Thailand, investor dengan cepat menarik kembali modalnya di sejumlah Negara Negara asia lainnya. Akibat pengaruh yang sangat berbeda dari krisis tersebut apda tiap tiap Negara asia, sulit untuk mencari akar krisis hanya pada satu penyebab saja. Banyak buku, Koran, dan komentar tidak dapat merumuskannya secara tepat. Secara umum, kegagalan dari sistem barat, seperti pasar terbuka dan demokrasi, dan model pembangunan asia, diperkirakan sebagai faktor utama yang menyebkan terjadinya krisis. Namun menurut Linda Y.C Lim, professor Bisnis International dari Direktur Program Bisnis Asia Tenggara dari University Of Michigan’s Business School, menjelaskan dalam papernya, “Model mana yang gagal? Implikasi dari krisis ekonomi Asia”, bahwa penyebab yang secara jelas terlihat dari krisis inilah sangatlah kompleks. Hal tersebut, katanya tidak berasal dari masalah yang sederhana.

By Philip Kotler, Hermawan K & AsiaWeek And Nouriel Roubini’s Asian Crisis website

0 Response to "Memahami Krisis Keuangan Di Asia Dan Dunia Part 2"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label