Bagaimana Caranya Mengampuni? Part 2

Bagaimana Caranya Mengampuni? Part 2

Dengan pertolongan Allah, saya sengaja memusatkan pikiran saya kepada Dia. Pada saat gambaran tentang pembunuhan anak saya muncul, saya memaksakan diri saya memikirkan hal hal seperti yang dilukiskan dalam Filipi 4:8, “semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”.
Mengarahkan pikiran kita memang memerlukan disiplin dan perlu terus diulang ulang, tetapi yang pasti hal itu dapat dilakukan. Pada mulanya, dalam satu jam, saya harus memaksa diri saya berkali kali supaya dapat melakukan hal ini. Peperangan mental ini berlangsung selama beberapa hari. Kemudian lambat laun serangan ini mulai makin berkurang, sampai pada suatu hari saya menyadari bahwa hal itu tidak lagi menghantui saya.
Kita harus dengan hati hari menjaga pikiran kita sebab dari dalam pikiranlah lahir perbuatan dan sikap kita (Roma 12:2). Jika kita terus menerus mengingat kembali hal hal yang melukai hati kita dan senang menghidupkannya kembali, maka hati kita yang terluka dan amarah kita menjadi semakin parah. Dengan demikian, maka perbuatan dan sikap hati kita tidak akan bersedia untuk mengampuni.

Cara 4: HARGAILAH ORANG LAIN
Masyarakat kita cenderung untuk memandang manusia sebagai objek yang dimanfaatkan, objek yang kurang berharga atau tidak berharga sama sekali. Tetapi Allah mengatakan bahwa jiwa seorang pria atau seorang wanita itu jauh lebih mahal daripada segala harta benda di dunia ini (Markus 8:36-37). Jika kita memandang orang yang melukai hati kita sebagai manusia yang berharga dan kalau kita memperhatikan kesejahteraan mereka dan bukannya selalu memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan kita sendiri saja, maka kita akan lebih leluasa untuk mengampuni. Apabila kita mengampuni orang lain, itu berarti kita membebaskan dia untuk dapat mengampuni dirinya sendiri.
Paulus menulis, “dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji pujian yang sia sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri, dan janganlah tiap tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:3-5).
Kristus menyerahkan nyawaNya karena kita. Dapatkan kita menyerahkan hati yang terluka dan kemarahan kita terhadap orang lain itu?

Cara 5- ENYAHKANLAH HARAPAN HARAPAN YANG TIDAK MASUK AKAL
Sering kita berharap agar orang lain melakukan sesuatu dengan suatu cara tertentu, dan kalau mereka tidak melakukan sebagaimana yang kita harapkan, maka kita menjadi tersinggung dan marah. Sering orang lain bahkan tidak menyadari akan apa yang kita harapkan dari mereka. Dan sebelum kita membuang harapan harapan kita dan menyadari bahwa manusia itu tidak sempurna dan mereka juga tidak dapat dipaksa untuk melakukan sebagaimana yang kita harapkan, maka kita akan mendapat kesukaran untuk mengampuni orang lain.

Cara 6- COBALAH UNTUK MENGERTI ORANG LAIN
Pengertian mendasari pengampunan kita. Saya mendapatkan bahwa sangatlah menolong apabila saya mencoba memandang luka hati saya melalui kacamata orang orang yang melukai hati saya di dalam kehidupan ini. Hal itu akan menolong saya untuk mengerti apa yang menyebabkan mereka berlaku sebagaimana yang dilakukannya. Saya dapat melihat hambatan, pertanyaan, alasan yang menyebabkan penundaan, keraguan, pengulangan, rintangan, dan percecokkan yang sama sekali tidak saya perhitungkan. Jika saya hanya melihat perkara itu dari sudut pandangan saya sendiri. Hal itu membuat saya tidak melakukan tuduhan tuduhan yang keliru, membuat kesimpulan yang tidak benar, atau bersikap menghakimi. Allah dapat melakukan hal ini dengan sempurna. Saya tidak dapat melakukannya dengan sempurna, tetapi itu merupakan langkah maju yang besar. Jika saya mulai mengerti, saya dapat memberi reaksi secara lebih tepat, dan hal itu memudahkan saya untuk dapat mengampuni.

Cara 7- INGATLAH BAHWA HANYA ALLAH YANG DAPAT MENGUBAH MANUSIA
Kita harus mempertanggungjawabkan kepada Allah segala sikap dan perbuatan kita sendiri. Tetapi kita tidak perlu bertanggung jawab untuk sikap dan perbuatan orang lain, dan kita juga tidak berkuasa untuk mengubah orang lain sekalipun mungkin kita mencobanya. Untuk dapat menjadi pengampun, kita harus belajar untuk menerima orang lain sebagaimana adanya. Mungkin kita akan selalu berbeda pendapat, kita harus mencoba untuk menyelesaikan persoalan itu secara kreatif. Kita bukan harus mencoba untuk mengubah orang lain, melainkan kita harus bertanggung jawab kepada Allah agar Allah yang mengubah mereka. Kita juga mungkin menjadi heran melihat bagaimana Allah mengubah diri kita sendiri.

Cara 8- AKUI KEGAGALAN KITA
Banyak kali jika terjadi konflik atau hubungan yang putus, kedua orang yang bersangkutan entah bagaimana pasti bertanggung jawab atas masalah yang timbul. Dengan tidak mau mengampuni, itu berarti kita mengatakan bahwa semua tanggung jawab atas timbulnya persoalan itu terletak pada orang yang lain itu.
Dalam mengampuni, kita harus menerima bagian kita dari tanggung jawab itu dan itu tidaklah mudah. Marilah kita bertanya kepada diri sendiri. Jika saya berlaku lain dari biasanya, jika saya lebih mengasihi, lebih mudah didekati, apakah hal ini akan terjadi?, jika saya tidak mengalami kegagalan, atau jika saya tidak lebih sering berhasil, apakah hati saya akan terluka?, jika kegagalan kita yang entah dengna cara bagaimana memberi saham untuk timbulnya masalah itu, maka kita harus menerima hal ini, dan kalau perlu, kita harus minta ampun kepada Allah atau kepada orang lain yang bersangkutan itu.

Cara 9- AKUI BAHWA KITA MEMERLUKAN PENGAMPUNAN
Dengan mengingat betapa seringnya kita melukai hari orang lain dan betapa senangnya jika kita sendiri diampuni, maka hal itu harus mendorong kita untuk bersedia mengampuni orang lain. Kita sendiri tidak sempurna jadi tidaklah adil jika kita mengharapkan teman teman dan orang orang yang kita kasihi itu sempurna. Menarik sekali bahwa ada orang yang mengemukakan bahwa hal hal yang paling mengganggu kita yang terdapat di dalam diri orang lain sering kali merupakan hal hal yang tidak kita sukai yang juga terdapat di dalam diri kita. Hal ini akan teratasi jika kita dapat menerima dan mengampuni diri kita sendiri.

Cara 10- ATASAI PERASAAN RENDAH DIRI
Banyak orang menggantungkan perasaan harga diri mereka pada sesuatu yang bersifat lahiriah: penampilan, kedudukan dalam pekerjaan, kecerdasan atau kemampuan dalam membina rumah tangga. Jika hal yang lahirian ini diserang atau diabaikan, maka kita merasa bahwa orang mulai mempertanyakan konsep tentang diri dan harga diri kita. Hati yang terluka itu menjadi semakin parah dan makin sukar untuk mengampuni. Kita akan dapat dengan lebih mudah mengampuni. Jika kita menyadari bahwa harga diri kita tidak bergantung pada sesuatu yang bersifat lahiriah, melainkan karena kita ini adalah ciptaan Allah yang unik, yang dikasihi, dan diampuni oleh Allah di dalam Yesus Kristus.

Cara 11 – LENYAPKAN SYARAT SYARAT
“Saya dapat mengampuni jika ia mengatakan bahwa ia menyesal”, “saya akan mengampuni jika ia mengatakan bahwa ia sudah kapok”. “jika ia jujur, saya akan mengampuninya”. Berapa kali kita sudah mengatakan atau mendengar pernyataan pernyataan seperti ini?, jika kita mengatakan, “saya akan mengampuni…. Jika…”. Itu berarti kita memberi syarat kepada orang lain untuk dapat memperoleh syarat kepada orang lain untuk dapat memperoleh pengampunan dari kita. Ditinjau dari satu segi, kita membuat supaya orang yang melukai hati kita itu menerima pengampunan sebagai upah. Padahal sebenarnya, “pengampunan” itu kasih karunia. Hadiah. Sebuah hadiah tidak bergantung pada sifat si penerima, melainkan pada sifat si pemberi. Sebuah hadiah tidak diberikan kepada seseorang sebagai upah, karena jika demikian, maka itu bukanlah hadiah, melainkan bayaran.

Cara 12 – KATAKAN BAHWA PENGAMPUNAN ITU ADALAH SASARAN ANDA
Jika kita mempunyai persoalan setelah menjalankan suatu proyek atau setelah bergaul dengan seseorang, maka sering ada manfaat jika kita menceritakan keinginan kita itu kepada satu atau dua teman. Jika kita menyadari bahwa orang lain mengetahui keinginan atau maksud kita itu, maka itu merupakan tantangan bagi kita untuk mempertahankannya. Jika kita memberitahukan kepada satu atau dua teman yang dipercaya bahwa kita sungguh sungguh ingin mengampuni, mereka akan mendukung kita jika kita gagal melaksanakannya. Jika kita memberitahukan Allah bahwa kita ingin mengampuni seseorang, maka Allah akan memberi kita kesempatan untuk belajar bagaimana caranya dan akan memberi kekuatan agar kita berhasil.

Cara 13- MAKAN, TIDUR, DAN BEROLAH RAGA
Karena kita cenderung untuk memberi reaksi dengan baik sekali terhadap keadaan yang paling buruk jika kita merasa sehat secara fisik, maka makan yang benar, tidur yang cukup, dan olahraga yang cukup juga akan banyak menolong.

Cara 14- MELIHAR DARI SUDUT PANDANG YANG KEKAL
Banyak dari konflik dan masalah kita timbul sebagai akibat dari hal hal yang sementara: uang, kedudukan, kekuasaan, dan harta milik. Untuk berhasil dalam mengampuni, kita perlu berpikir dalam hubungan dengan kekekalan. Apakah pelanggaran ini menyangkut kekekalan ? jika tidak, mengapa kita harus membiarkan hal itu mempengaruhi kita sekarang>, jika kita memusatkan perhatian pada hati kita yang terluka, maka pandangan kita dikaburkan terhadap hal hal yang baik di dalam kehidupan kita. Tetapi jika kita memusatkan perhatian pada kekekalan, kita dapat melihat dengna jelas hal mana yang benar benar mempunyai nilai yang kekal. Dengan melihat dari sudut pandangan yang kekal akan lebih mudah bagi kita untuk mengampuni hal hal yang fana.

Cara 15- SADARILAH KETERBATASAN KITA
Dalam suatu percakapan dengan istri pendeta yang terkenal di Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa seandainya ia menghadapi masalah seperti yang saya hadapi, ia tidak tahu apakah ia akan dapat mengampuni. Saya menyakinkan dia bahwa ia tidak akan tahu bagaimana ia akan memberi reaksi sampai ia benar benar berada dalam keadaan itu. Allah tidak akan memberikan anugerah untuk menangani sesuatu yang belum sungguh sungguh dihadapinya.

Ada di antara kita yang takut mempunyai gaya hidup yang bersedia mengampuni karena kita berpikir bahwa mungkin akan ada sesuatu yang terjadi yang tidak dapat kita ampuni. Ini bukan ketakutan yang tidak masuk akal sebab memang secara manusia kita tidak mungkin dapat mempraktekkan pengampunan secara total dengan sempurna. Tetapi pada saat kita mengakui hal ini kepada Allah. Ia akan memberikan kepada kita kekuatan untuk melaksanakan apa yang tidak dapat kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri.

0 Response to "Bagaimana Caranya Mengampuni? Part 2"

Posting Komentar

Postingan Populer

Label